“Tapi kami juga melihat potensi pertumbuhan ekonomi di sepanjang 2023 jauh lebih tinggi dibanding proyeksi semula yang berkisar 4,8 persen menjadi 4,9 persen. Saya kira ini satu hal menggembirakan,” ujar Tauhid dalam seminar yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Dirinya juga memproyeksikan angka inflasi Indonesia akan lebih rendah menjadi berkisar 3 persen, kemudian nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi sekitar Rp15.000 per dolar AS serta tingkat kemiskinan 9,3 persen.
Indef, lanjut dia lagi, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 berada pada angka 4,8 persen, angka ini menurun bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2023 sebesar 5,17 persen.
"Indef melihat pada kuartal III ke depan relatif pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari perkiraan semua 4,8 persen di kuartal III," ujarnya.
Sebelumnya, tambahnya, Badan Pusat Statistik telah mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17 persen (yoy) yang didorong oleh konsumsi rumah tangga di atas 5 persen dan belanja pemerintah di atas 5 persen.
Diberitakan sebelumnya, BPS menyebutkan pada kuartal II tahun ini, besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp5.226,7 triliun, sedangkan PDB atas harga dasar konstan mencapai Rp3.075,7 triliun.
Baca juga: Indef : Tak ada alasan Mendag tunda revisi aturan terkait TikTok Shop
Baca juga: Kemenkeu: Pertumbuhan 5,17 persen jadi bukti ketangguhan ekonomi RI
Baca juga: Menkeu: Indonesia tunjukkan progres baik saat ekonomi global melambat
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023