Mata uang Rusia juga kehilangan 0,4 persen untuk diperdagangkan pada 105,71 versus euro
Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia melemah melewati 96 terhadap dolar pada awal perdagangan Selasa, kembali ke level terendah lebih dari 16 bulan di sesi sebelumnya, terhambat oleh permintaan lokal yang kuat untuk mata uang asing.
Rubel telah pulih pada Senin (7/8/2023) membukukan kenaikan harian untuk pertama kalinya pada Agustus, tetapi menyerahkan kenaikannya pada Selasa pagi. Rubel minggu lalu turun lebih dari 4,0 persen terhadap dolar dan euro untuk mencatat salah satu minggu terburuk sepanjang tahun.
Pada pukul 07.18 GMT, rubel melemah 0,8 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 96,08, meluncur kembali ke 97,0625, titik terlemah sejak 25 Maret 2022, yang dicapai di sesi sebelumnya.
Mata uang Rusia juga kehilangan 0,4 persen untuk diperdagangkan pada 105,71 versus euro. Rubel merosot 0,4 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan pada 13,30.
Rubel cenderung melemah setiap awal bulan setelah kehilangan dukungan dari periode pajak akhir bulan yang biasanya membuat perusahaan pengekspor mengubah pendapatan valuta asing untuk memenuhi kewajiban lokal.
Pelaku pasar juga menghubungkan kejatuhan rubel dengan keluarnya perusahaan Barat dari Rusia, yang dapat memerlukan pembelian valas dalam jumlah besar dan mendorong volatilitas pasar mata uang.
Otoritas Rusia mengatakan pendapatan ekspor yang lebih rendah dan impor yang meningkat adalah penyebab utama melemahnya rubel.
Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, turun 0,8 persen menjadi diperdagangkan di 84,70 dolar AS per barel, tetapi masih mendekati level tertinggi empat bulan pada Senin.
Indeks saham Rusia lebih rendah. Indeks RTS berdenominasi dolar turun 1,5 persen menjadi diperdagangkan pada 1.002,1 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel diperdagangkan 1,1 persen lebih rendah pada 3.050,8 poin.
Melanjutkan pelemahan rubel dan ekspektasi bullish pada harga minyak mendukung indeks MOEX, yang pada Jumat (4/8/2023) mencapai titik terkuatnya sejak sebelum invasi Rusia pada Februari 2022 ke Ukraina, kata Sinara Investment Bank.
"Bahkan pasar yang terlalu panas tidak boleh diremehkan, dan minggu ini kita bisa melihat kenaikan lagi ke 3.200 poin jika rubel terus melemah," kata Sinara dalam sebuah catatan.
Baca juga: Rubel Rusia anjlok ke terendah lebih dari 16 bulan lewati 96 vs dolar
Baca juga: Rubel Rusia stabil karena harga minyak capai tertinggi tiga bulan
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023