Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) mengungkapkan sebanyak lima investor kelas dunia akan mengikuti tender pembangunan kabel transmisi listrik bawah laut Sumsel-Jabar sepanjang 700 km dengan perkiraan investasi Rp20 triliun.
Direktur Konstruksi PLN Nasri Sebayang di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa kelima investor asing tersebut adalah Siemens (Jerman), Hitachi (Jepang), Toshiba (Jepang), konsorsium ABB (Swiss) dan Marubeni (Jepang), dan terakhir, konsorsium Alstom (Perancis) dan PT Wijaya Karya.
"Mereka adalah perusahaan kelas dunia yang akan ikut tender," katanya.
Menurut dia, kelima investor tersebut telah lolos tahap prakualifikasi pada 2012 dan bersiap mengikuti lelang ruas Sumatera-Jawa berkapasitas tegangan ekstra tinggi 500 kV.
"Saat ini, kami sedang siapkan dokumen lelangnya," ujarnya.
Tahap selanjutnya, para investor memasukkan penawaran dan dilakukan evaluasi.
Kemudian, pemenang tender akan dimintakan persetujuan pemerintah dan pemberi pinjaman, Japan International Cooperation Agency (JICA).
"Lalu, tahap konstruksi diharapkan mulai tahun ini dan selesai 2016," ujarnya.
Di sisi lain, lanjut Nasri, pihaknya juga tengah persiapan pembangunan pembangkit mulut tambang berkapasitas total 3.000 MW di Sumsel yang dayanya akan ditransfer ke Jabar.
Pembangkit tersebut adalah PLTU Sumsel 8 berkapasitas 2x600 MW yang sudah dilakukan pengadaan dan dua pembangkit akan dilakukan tender yakni PLTU Sumsel 9 berkapasitas 2x600 MW dan PLTU Sumsel 10 1x600 MW.
"Dalam 2-3 bulan ini mudah-mudahan sudah dilakukan proses pengadaan PLTU Sumsel 9 dan 10," ujarnya.
Tahap konstruksi pembangkit diharapkan mulai pertengahan tahun depan, sehingga selesai semua pada tahun 2017.
Menurut Nasri, penyelesaian kabel transmisi harus lebih dahulu dibandingkan pembangkitnya.
Proyek kabel listrik yang akan menghubungkan Bangko Tengah, Sumatera Selatan hingga Bogor, Jawa Barat, tersebut terbagi menjadi beberapa paket pekerjaan, antara lain, pekerjaan kabel transmisi jaringan bawah laut tegangan searah (direct current/DC) dan kabel transmisi DC yang berlokasi di darat, katanya.
Lalu, lanjutnya, pembangunan dua konverter yang akan mengubah arus arus bolak-balik (alternating currect/AC) ke DC di Bangko Tengah, Sumatera Selatan dan dari DC ke AC di Bogor, Jawa Barat, serta pekerjaan arus AC.
Menurut dia, proyek sudah memperoleh komitmen pendanaan Japan International Cooperation Agency (JICA) sebanyak 85 persen atau 1,7 miliar dolar dan 15 persen merupakan dana internal PLN.
Pinjaman JICA tersebut bertenor 30 tahun dengan masa tenggang 10 tahun dan bunga 0,3 persen per tahun.
Proyek kabel memakai arus DC karena pertimbangan ekonomis untuk transmisi sepanjang 700 km.
Kalau memakai arus AC, maka susut daya listrik bisa mencapai 20 persen, namun dengan DC hanya lima persen, jelasnya.
Proyek kabel transmisi akan mengatasi pertumbuhan listrik di Pulau Jawa.
Saat ini, katanya, terdapat kesenjangan antara kebutuhan daya di wilayah Jawa yang terus meningkat dan sumber energi primer yang melimpah di Sumatera khususnya Sumsel.
Kabel trasmisi tersebut direncanakan mentransfer aliran listrik berdaya 3.000 MW dari Bangko Tengah ke Bogor.
Kapasitas daya sebesar 3.000 MW setara dengan pemakaian batubara 15 juta per tahun.
Berdasarkan studi, biaya mengalirkan listrik dari Sumatera ke Jawa lebih murah dibandingkan ongkos mengangkut batu bara dari Sumatera ke Jawa, katanya.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013