Kami memproyeksikan ekonomi Indonesia akan menunjukkan ketahanan pada semester II-2023, meski menghadapi tantangan dari perlambatan ekonomi global
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Faisal Rachman memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tetap kuat pada semester II-2023.
“Kami memproyeksikan ekonomi Indonesia akan menunjukkan ketahanan pada semester II-2023, meski menghadapi tantangan dari perlambatan ekonomi global,” kata Faisal dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Meski memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada keseluruhan 2023 akan melemah ke 5,04 persen, namun Faisal optimistis sejumlah aktivitas perekonomian akan bergerak ke arah yang makin solid.
Sumber pertumbuhan ekonomi, misalnya, diperkirakan akan terus bergeser dari sumber eksternal ke sektor domestik pada paruh kedua tahun ini.
Kegiatan ekspor telah menunjukkan pelemahan pada kuartal II-2023, yakni terkontraksi sebesar 2,75 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pelemahan dipengaruhi oleh perekonomian global yang terus melambat sehingga menjadi tantangan bagi kinerja ekspor nasional.
Namun, di sisi lain, konsumsi domestik menunjukkan penguatan, dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen yoy dan belanja pemerintah sebesar 10,62 persen.
Ekonom Bank Mandiri itu memprediksi tren penguatan akan terus berlanjut ke depannya seiring dengan kinerja sejumlah faktor, seperti peningkatan mobilitas masyarakat, penurunan tingkat inflasi, dan kondisi fiskal yang solid.
Konsumsi rumah tangga di Indonesia diperkirakan akan memainkan peran penting dalam mendorong ekspansi Produk Domestik Bruto (PDB) selama sisa 2023. Terlebih, terdapat dukungan dari upaya pemerintah yang berusaha menjaga pasokan dan harga pangan tetap stabil.
Lebih lanjut, Faisal memperkirakan pemerintah akan mempercepat pengeluaran pada semester II, terutama pada sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan dan pengeluaran terkait persiapan Pemilu 2023. Hal tersebut, sambung Faisal, juga didukung oleh posisi fiskal yang baik.
Sementara dari sisi sumber Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi tetap, diperkirakan kan terjadi pergeseran dari investasi non-bangunan ke investasi bangunan.
Proyeksi tersebut menimbang minat investasi publik yang diduga akan meningkat serta alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 yang menunjang pembangunan infrastruktur.
Kendati demikian, Faisal mengimbau perlu adanya perhatian khusus terhadap investasi swasta, terutama Penanaman Modal Asing (PMA). Sebab, perlambatan ekonomi global dan pendekatan hati-hati para investor selama masa tahun politik telah membuat pertumbuhan investasi swasta lebih melunak.
Baca juga: BPS: Konsumsi rumah tangga jadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi RI
Baca juga: BPS: Sektor manufaktur jadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi RI
Baca juga: BPS: Ekonomi RI tumbuh 5,17 persen pada kuartal II-2023
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023