Honolulu (ANTARA) - Pada tahun 2019, wisatawan dari China menduduki peringkat pertama dalam hal jumlah total pengeluaran wisatawan per orang untuk satu hari, kata Kepala Administrasi Otoritas Pariwisata Hawai (HTA) Daniel Naho'opi'i di Honolulu, Amerika Serikat, Jumat (4/8).
"Kami ingin menyambut para pelancong luar biasa ini di pantai-pantai kami," kata Daniel kepada lebih dari 100 tamu asal China dan Amerika Serikat.
Bertajuk "Malam Hainan China 2023", acara itu diadakan untuk menjajaki peluang kerja sama di masa mendatang antara Provinsi Hainan di China selatan dan Negara Bagian Hawai di AS, yang mulai menjalin sister relationship pada 1992.
Di antara topik-topik lain, seperti infrastruktur dan energi hijau, kerja sama pariwisata kerap dibahas dalam acara tersebut.
Sebagian besar partisipan sepakat bahwa Hainan dan Hawai dikenal di seluruh dunia berkat lingkungan tropis, pantai indah, lanskap asri, serta kekayaan warisan budaya yang dimilikinya.
Serupa dengan Hainan, perekonomian Hawai mengakar kuat di bidang pertanian dan kemudian beralih ke pariwisata, tutur Letnan Gubernur Hawai Sylvia Luke.
Sylvia menambahkan bahwa peningkatan jumlah wisatawan, dan yang lebih penting, upaya menarik kategori wisatawan dengan tepat, merupakan hal vital bagi kedua wilayah untuk pulih dari pandemi COVID-19.
"Sangat menarik untuk mengetahui bahwa Hawai, yang berpenduduk 1,4 juta jiwa, mencatat sekitar 10 juta wisatawan mendarat di pantai kami sebelum pandemi. Tak jauh berbeda, Hainan, dengan 9 hingga 10 juta penduduk, mencatat 100 juta orang mendarat di pantainya," tambhanya.
Perekonomian kedua daerah tersebut harus saling berbagi keahlian dan peluang di era pasca-COVID.
Sementara itu, Kalani L Ka'ana'ana, chief brand officer HTA sekaligus sosok senior di industri pariwisata, menyampaikan bahwa HTA menyadari potensi pasar China.
"Kami sangat senang dapat kembali ke pasar China. Selama pandemi, tentunya sangat sulit untuk mempromosikan Kepulauan Hawai secara global. Kami sangat bersemangat untuk menyambut kembali semua tamu kami dari seluruh dunia, terutama dari China," tuturnya.
Ka'ana'ana mengatakan bahwa pemulihan perekonomian China dan hubungan yang mendalam antara rakyat Hawai dan China akan membantu menarik lebih banyak wisatawan China ke negara bagian berjuluk "Rainbow State" tersebut.
"Leluhur saya sebenarnya berasal dari China dan menetap di Hawai, dan di sinilah kami sebagai anak-anak dari tempat ini. Saya rasa menghormati hubungan itu merupakan kesempatan istimewa yang kami miliki untuk membangun hubungan tersebut saat kami menyambut kembali para pengunjung dari China ke Kepulauan Hawai," ujar Ka'ana'ana.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023