Pertama, kata Puan, perlunya AIPA memperkuat komitmen dalam menjaga soliditas ASEAN.
"Di tengah berbagai masalah di masing-masing negara, kita tetap perlu menjaga komitmen bahwa kebersamaan ASEAN akan saling membantu dan memperkuat. Bersama, ASEAN akan menjadi lebih kuat," kata Puan saat menyampaikan pidato dalam Upacara Pembukaan Sidang Umum AIPA Ke-44 di Hotel Fairmont Jakarta.
Puan menyebut isu strategis kedua, yakni AIPA perlu memastikan kepentingan ASEAN terus didengar dan perhatikan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang membutuhkan komitmen global di tengah isu rivalitas kekuatan besar.
"Isu kemiskinan, ketimpangan, industrialisasi, globalisasi, gender, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan hidup merupakan sebagian masalah yang penyelesaiannya membutuhkan komitmen global," tuturnya.
Ketiga, lanjut dia, AIPA perlu tetap mendorong bahwa dunia perlu menyelesaikan isu prioritas yang menjadi kepentingan bersama, di tengah persaingan kekuatan besar. Antara lain, tata ekonomi dunia yang adil dan mitigasi perubahan iklim.
"Tata ekonomi global harus dapat semakin memberikan kemampuan setiap negara untuk sejahtera; sedangkan mitigasi perubahan iklim, menurut PBB, kita sudah memasuki era global boiling, bukan lagi global warming," katanya.
Terakhir, tambah dia, dialog antara parlemen negara AIPA dengan negara pengamat ("observer") diharapkan dapat menjembatani dan membangun hubungan yang potensial dalam mengembangkan diplomasi preventif ("preventive diplomacy").
Baca juga: Puan: Sidang Umum AIPA Ke-44 perlu dukung sentralitas-persatuan ASEAN
Baca juga: Jokowi: Perlu dukungan parlemen ASEAN wujudkan Asia Tenggara sejahtera
"Pada forum ini turut hadir 18 parlemen negara 'observer' dan tamu yang menjadi mitra parlemen anggota AIPA. Kehadiran parlemen berbagai negara, termasuk dari negara 'observer' tentunya menjadikan Sidang Umum AIPA menjadi platform utama diplomasi parlemen yang inklusif di kawasan," ujarnya.
Puan berharap Sidang Umum AIPA Ke-44 menjadi kesempatan bagi parlemen di Asia Tenggara untuk dapat memperkuat komitmen dalam merespons berbagai tantangan dan permasalahan global dan regional.
"Pertemuan Sidang Umum AIPA Ke-44 berlangsung di tengah berbagai tantangan dan permasalahan dunia yang membutuhkan solusi agar umat manusia mendapatkan kehidupan sejahtera dan tenteram," ucapnya.
Dia mengingatkan bahwa dinamika perkembangan geopolitik di masa depan akan semakin kompleks dan menimbulkan berbagai keadaan normal baru ('new normal").
Untuk itu, dia mengajak parlemen negara ASEAN lebih solid bekerja sama menjaga suasana kondusif demi mewujudkan kehidupan masyarakat yang tenteram, maju, dan sejahtera di kawasan ASEAN.
"ASEAN kuat karena bersatu, ASEAN bersatu karena kuat. One ASEAN family; together we are one," kata Puan.
Upacara Pembukaan Sidang Umum Ke-44 AIPA, Senin, di Jakarta, dibuka langsung secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo. Selain Puan, tampak hadir Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, hingga Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon.
Sidang Umum Ke-44 AIPA di Jakarta mulai Senin (7/8) hingga Rabu (9/8) dihadiri ketua parlemen sembilan anggota ASEAN, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Tidak hanya negara anggota, Sidang Umum Ke-44 AIPA dihadiri 18 negara pengamat ("observer") dan tamu, serta perwakilan sembilan organisasi internasional. Total delegasi yang mengikuti sidang umum mencapai 568 orang.
Sidang Umum AIPA Ke-44 yang menempatkan Indonesia sebagai Tuan Rumah itu mengusung Tema "Responsive Parliaments for A Stable and Prosperous ASEAN" atau "Parlemen yang Responsif untuk ASEAN yang Stabil dan Sejahtera".
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023