Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berencana mengadakan pertemuan dengan berbagai lembaga dan negara donor untuk menggalang dana guna mendukung penerapan rencana strategi nasional pengendalian flu burung (Avian Influenza/AI) secara menyeluruh. "Kita butuh tambahan dana. Karena itu kita akan melakukan pertemuan dengan lembaga donor untuk menjelaskan situasi yang terjadi saat ini dan program yang akan kita lakukan. Harapannya mereka bersedia memberikan sumbangan berarti bagi upaya pengendalian flu burung di Indonesia," kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie, di Jakarta, Minggu. Terkait dengan hal itu Sekretaris Jendral Komisi Nasional Pengendalian Flu Burung, Bayu Krishnamurti, menjelaskan pemerintah berencana menggelar pertemuan dengan lembaga donor itu di Jakarta dalam satu hingga dua pekan mendatang. "Mungkin dalam satu atau dua minggu ini kita akan mengadakan pertemuan dengan lembaga donor internasional di Jakarta," kata Bayu. Pertemuan itu, kata dia, diharapkan dapat memberikan gambaran rinci tentang rencana program bantuan pengendalian flu burung yang akan dilaksanakan lembaga dan negara donor di Indonesia. "Selain itu kita juga ingin menyampaikan situasi yang terjadi saat ini serta bantuan program yang kita butuhkan," katanya. Bayu menjelaskan pemerintah Indonesia membutuhkan dana sebanyak 900 juta dolar AS untuk menerapkan rencana strategi nasional pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza secara menyeluruh. Dana itu, menurut dia, diperlukan untuk membiayai kegiatan pemantauan dan penanganan infeksi virus flu burung pada hewan dan manusia di seluruh Indonesia. Namun, ia melanjutkan, dalam hal ini pemerintah Indonesia baru mampu mengalokasikan dana sekitar 160 juta dolar Amerika Serikat selama tiga tahun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bayu menjelaskan guna mengatasi masalah kekurangan dana, yang selama ini menjadi salah satu penghambat upaya pengendalian flu burung di Indonesia, pemerintah berusaha menjalin kerja sama dengan negara-negara sahabat dan meminta bantuan dari lembaga donor internasional. Masih Muncul Hingga saat ini jumlah kasus infeksi virus AI H5N1 pada hewan dan manusia dilaporkan masih terus terjadi secara sporadis di berbagai wilayah di Indonesia. Data Departemen Kesehatan menyebutkan sampai saat ini sebanyak 53 orang dinyatakan positif terinfeksi virus flu burung dan 40 orang diantaranya meninggal dunia. Jumlah kasus flu burung berkelompok pada manusia (klaster), yang dikhawatirkan menjadi tanda awal penularan infeksi virus antar manusia dan memicu pandemi influenza, juga bertambah. Saat ini terdapat sekitar tujuh kasus klaster flu burung di Indonesia dengan satu kasus klaster terbesar di Kabupaten Karo, Sumatera Utara yang dilaporkan terjadi awal Mei lalu. Sembilan orang yang memiliki hubungan kekerabatan di kabupaten itu dilaporkan terinfeksi virus flu burung, yang tujuh diantaranya meninggal dunia dan enam diantaranya dinyatakan positif terinfeksi virus influenza tipe A subtipe H5N1. Kasus flu burung pada unggas pun, menurut Ketua Tim Tanggap Darurat AI Departemen Pertanian Delima Hasri Azahari, dilaporkan meningkat kendati tidak setinggi tahun 2004. Menurut dia infeksi flu burung pada unggas dilaporkan terjadi di 168 kabupaten di 27 provinsi di Indonesia serta menyebabkan kematian lebih dari satu juta unggas. (*)
Copyright © ANTARA 2006