New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia jatuh pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah data baru menunjukkan pasokan minyak mentah Amerika Serikat berlimpah, mengindikasikan melemahnya permintaan di ekonomi terbesar dunia itu.
Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei di New York Mercantile Exchange (NYMEX) ditutup pada 94,45 dolar AS per barel, turun 2,74 dolar AS atau 2,8 persen, lapor AFP.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei menetap di 107,11 dolar AS per barel, jatuh 3,58 dolar AS atau 3,2 persen dalam perdagangan di London.
Penurunan tajam terjadi ketika laporan persediaan mingguan dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan cadangan minyak mentah AS naik 2,7 juta barel menjadi 388,6 juta barel.
Angka itu jauh lebih besar daripada ekspektasi pasar naik 1,5 juta barel, menurut analis yang disurvei oleh Dow Jones Newswires.
Laporan ini juga menunjukkan penurunan moderat 600.000 barel pada persediaan bensin, sedikit lebih besar dari perkiraan para analis.
Stephen Schork, seorang analis di Schork Group, mengaitkan penurunan harga minyak mentah terhadap mundurnya harga bensin dalam beberapa hari terakhir.
"Persediaan cukup" kata Schork, menambahkan bahwa kilang-kilang minyak selesai dari musim perawatan. "Jadi kemampuan kita untuk membuat bensin lebih banyak akan meningkat dalam beberapa minggu ke depan."
Sektor swasta AS hanya menambahkan 158.000 lapangan pekerjaan pada Maret, menurut perusahaan penggajian (payrolls) ADP, jauh di bawah perkiraan 197.000 yang diprediksi oleh para analis.
Pertumbuhan di sektor jasa AS juga melambat pada Maret, menurut data dari lembaga riset Institute for Supply Management (ISM). ISM mengatakan indeks pembelian manajer non-manufaktur jatuh menjadi 54,4 pada Maret, turun dari 56 pada Februari.
"Laporan persediaan tumpang tindih dengan sedikit ketidakpastian ekonomi setelah laporan ISM lemah," kata Gene McGillian, analis dan broker di Tradition Energy.
Bart Melek, kepala strategi komoditas pada TD Securities, mengatakan pasar minyak juga bereaksi terhadap spekulasi kemungkinan kesepakatan antara kekuatan Barat dan Iran atas program nuklir Iran.
Ketegangan dengan Iran telah meningkatkan harga minyak dalam beberapa bulan terakhir karena kekhawatiran atas ancaman Iran untuk memblokade Selat Hormuz, sebuah jalur transportasi penting untuk minyak. (A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013