Kami ingatkan untuk waspada. Dan yang lebih penting lagi, jangan membakar sampah sembarangan

Ponorogo, Jatim (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mengimbau warganya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama kemarau, mengingat intensitas kasus karhutla dalam sebulan terakhir semakin tinggi.

"Kami ingatkan untuk waspada. Dan yang lebih penting lagi, jangan membakar sampah sembarangan," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Surono di Ponorogo, Minggu.

Menurut dia, kesadaran ini penting diindahkan semua pihak, terutama masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di sekitar hutan.

Kebiasaan warga yang mengumpulkan dan membakar sampah daun kering untuk membersihkan area peladangan di sekitar hutan bisa memicu terjadinya kebakaran.

Baca juga: BPBD sebut 4.345 titik api karhutla terdeteksi di Kalsel

Pola kasus ini hampir terjadi dan ditemukan dalam tujuh karhutla yang terjadi di Ponorogo dalam sebulan terakhir.

"Sudah ada tujuh titik lokasi kebakaran selama satu bulan terakhir. Dan semua karena faktor kelalaian (warga yang membakar sampah)," katanya.

Tujuh lokasi karhutla tersebut tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Jenangan, Kecamatan Sampung, Kecamatan Slahung dan Kecamatan Sawoo.

Mayoritas kebakaran yang terjadi tersebut berada di lereng gunung maupun daerah perbukitan.

Baca juga: Kebakaran lahan Perhutani di Cilacap telah dipadamkan

"Rata-rata penyebab kebakaran kelalaian masyarakat, biasanya bakar sampah tapi ada juga karena buka lahan," ujarnya.

Surono juga menyebut kerugian akibat kebakaran hutan tersebut mencapai tujuh hektare.

Akibat luasnya lahan yang terbakar tersebut karena petugas BPBD mengalami kesulitan lantaran sulitnya medan ditambah dengan alat yang digunakan untuk memadamkan kobaran api masih sederhana.

"Rata rata setiap lokasi itu sekitar satu hektare yang terbakar, kendalanya itu medan yang sulit dan alatnya masih sederhana," kata Surono.

Baca juga: BMKG deteksi 156 titik panas di Kaltim

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023