"Suplai yang kurang dari bawang merah dan bawang putih menjadi penyebab tingginya inflasi," ujarnya dalam laporan ekonomi terkini yang diterima di Jakarta, Rabu.
Anton mengatakan larangan impor produk hortikultura yang tidak diimbangi dengan ketersediaan pasokan di pasaran menyebabkan kelangkaan bagi komoditas bawang merah dan bawang putih.
Namun, ia mengharapkan situasi akan kembali normal pada April, karena beberapa komoditas pangan pada Maret menjadi penyumbang deflasi akibat memiliki harga yang relatif stabil.
"Kami harapkan kelangkaan ini bersifat sementara dan situasi kembali stabil pada bulan mendatang karena pergerakan harga pangan pada Maret relatif stabil bahkan cenderung menurun," katanya.
Menurut dia, apabila pemerintah konsisten dalam menyediakan kebutuhan pangan untuk kepentingan dalam negeri serta memberikan ketegasan terkait impor bawang maka inflasi hingga akhir tahun akan terjaga.
"Tapi, apabila harga terus meningkat, maka inflasi akhir tahun di atas angka ekspektasi 5,5 persen. Itu tidak termasuk apabila terjadi kenaikan harga BBM," ujarnya.
Anton juga mengatakan tingginya inflasi pada tiga bulan pertama 2013 ini, membuat pemerintah menjadi ragu untuk menyesuaikan harga BBM bersubsidi dan lebih memilih untuk opsi pengendalian.
"Semua potensi yang dapat menyebabkan tekanan pada inflasi harus dipantau mulai sekarang dan Bank Indonesia harus mewaspadai tingginya ekspektasi inflasi," katanya.
Anton memprediksi laju inflasi pada akhir tahun 2013 berada pada kisaran 5,47 persen (yoy), dan Bank Indonesia masih akan mempertahankan angka suku bunga acuan 5,75 persen sepanjang tahun.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Maret 2013 mencapai 0,63 persen atau relatif tinggi dibandingkan bulan yang sama dalam lima tahun terakhir.
Namun angka inflasi Maret 0,63 persen, masih lebih rendah dari inflasi Februari yang mencapai 0,75 persen atau Januari yang tercatat sebesar 1,03 persen.
Salah satu penyebab tingginya inflasi pada awal tahun adalah kenaikan harga komoditas bawang putih dan bawang merah di berbagai daerah akibat pelarangan impor produk hortikultura.
Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender Januari-Maret telah mencapai 2,43 persen, dan inflasi secara tahunan year on year (yoy) 5,9 persen. Sedangkan inflasi komponen inti 0,13 persen dan year on year (yoy) 4,21 persen. (*)
Pewarta: Satyagraha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013