Kehadiran pimpinan Starbucks ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh seluruh pengusaha Indonesia untuk belajar dalam menjalankan perusahaan hingga memiliki merek yang mendunia,"Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan bahwa pengusaha-pengusaha Indonesia perlu belajar dari Starbucks Coffee Company terkait langkah-langkah terbaik dalam menjalankan perusahaan hingga mendunia.
"Kehadiran pimpinan Starbucks ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh seluruh pengusaha Indonesia untuk belajar dalam menjalankan perusahaan hingga memiliki merek yang mendunia," kata Gita, dalam siaran pers yang diterima, Rabu.
Hal tersebut disampaikan Gita saat bertemu dengan Chairman, President & Chief Executive Officer (CEO) Starbucks Coffee Company, Howard Schultz, yang juga dihadiri Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, dan PT Mitra Adi Perkasa, Tbk.
Gita menambahkan, Starbucks juga memiliki keseimbangan dalam hal profit dan aspek sosial, sementara banyak usaha waralaba lainnya yang takut keuntungannya berkurang jika memerhatikan aspek sosial.
"Dengan adanya kesadaran pada aspek sosial dan melakukan pembinaan kepada pegawai serta komunitas lokal, maka masyarakat dan juga pengusaha kecil dapat diuntungkan dengan kehadiran Starbucks," tambah Gita.
Pada kesempatan tersebut, Howard Schultz menyampaikan pengalamannya dalam mengelola Starbucks dan bagaimana perusahaan ini membangun merek global selama 40 tahun.
Schultz menyebutkan bahwa kunci sukses perusahaannya adalah cinta (love) dan kemanusiaan (humanity), yang menurutnya tidak diajarkan dalam buku dan kelas bisnis manapun.
"Selain itu, dalam menjalankan bisnis, ada sebuah rangkaian kesuksesan yang telah kami alami dan akan kami sampaikan kuncinya ke kalangan bisnis manapun yang hadir di sini, dan hal tersebut adalah kepercayaan," ujar Schultz.
Schultz menjelaskan, saat ini media sosial memegang peranan penting dalam membangun dan mengelola sebuah merek global, dan hal tersebut menjadi dasar bagi Starbucks untuk mengalokasikan sebagian besar dana pemasarannya dari media tradisional ke media sosial.
Sejak tahun 1971, Starbucks mulai merintis perjalanannya dan saat ini memiliki gerai lebih dari 16.000 yang tersebar di seluruh dunia, sementara di Indonesia Starbucks masuk pada tahun 2002 melalui PT Sari Coffee Indonesia.
Saat ini, Starbucks telah memiliki 147 gerai di Indonesia, diantaranya berlokasi di Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Yogyakarta, Medan, Balikpapan, Semarang, Batam dan Makassar.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013