Masyarakat di sekitar kaki Gunung Guntur jangan khawatir dengan peningkatan status dari normal menjadi waspada ini. Masyarakat masih bisa beraktivitas seperti biasa,"
Gaza City (ANTARA News) - Para gerilyawan Gaza menembakkan roket ke Israel selatan pada Selasa, setelah kematian seorang Palestina dalam tahanan karena menderita kanker, kata polisi Israel.
"Ada sebuah roket yang ditembakkan," kata juru bicara polisi Micky Rosenfeld kepada AFP.
"Roket itu mendarat di daerah terbuka," katanya, dan menambahkan ada tidak ada laporan langsung mengenai korban atau kerusakan properti.
Sebelumnya para saksi mata Palestina mengatakan kepada AFP di bahwa para gerilyawan di Kota Gaza telah menembakkan tiga mortir ke Israel.
Tentara Israel paginya mengatakan, satu proyektil mendarat di negara Yahudi, tanpa menimbulkan korban, tetapi kemudian mengatakan tidak punya informasi itu.
Seorang juru bicara mengatakan sistem militer mendeteksi peluncuran di Gaza itu, tetapi roket tersebut jatuh pendek dan mendarat di sebidang tanah.
Sebuah koalisi kelompok Salafi kemudian mengklaim bahwa para pejuangnya menembakkan dua roket ke Israel pada Selasa sore.
Dewan Syura Mujahidin mengatakan dalam satu pernyataan yang diterima oleh AFP bahwa tindakan itu adalah "bagian dari jawaban kami terhadap kematian Abu Maisara Hamdiyeh."
Abu Hamdiyeh, seorang tahanan berumur 63 tahun dari kota Tepi Barat Hebron yang telah menderita kanker tenggorokan meninggal pada Selasa pagi.
Kematiannya memicu kemarahan rakyat Palestina, dengan para pejabatnya menyalahkan Israel karena diduga menolak untuk membebaskannya lebih awal dengan alasan kemanusiaan.
Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada AFP, fraksinya sedang mengamati perkembangan dengan "perhatian terbesar" dan bahwa Israel akan "menyesali melanjutkan kejahatannya".
Ini adalah contoh ketiga serangan roket sejak konfrontasi delapan hari mematikan antara Israel dan militan Hamas pada November, yang berakhir dengan gencatan senjata ditengahi Mesir yang telah hampir sepenuhnya dihormati.
Penembakan roket terakhir menghantam Israel pada 21 Maret selama kunjungan Presiden AS Barack Obama, ketika dua roket juga diklaim oleh Salafi menyebabkan beberapa kerusakan namun tidak ada yang luka.
(Uu.H-AK/H-RN)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013