Kalau produksinya demikian, berarti rata-rata Rp20 juta per hektare pendapatan bagi masyarakat kita.
Kabupaten Gorontalo (ANTARA) - Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo berharap sektor pertanian yang menjadi unggulan di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo mampu menurunkan angka kemiskinan.
Menurut Nelson, usai melakukan panen jagung bersama Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya, di Desa Helumo, Kecamatan Mootilango, Sabtu, panen jagung di daerah ini rata-rata dalam satu hektare mencapai 10,4 ton, dan jika dirupiahkan sekitar Rp35 juta hingga Rp40 juta per hektare.
"Kalau produksinya demikian, berarti rata-rata Rp20 juta per hektare pendapatan bagi masyarakat kita," ujar Nelson.
Nelson menyampaikan panen bersama tersebut adalah upaya memberikan semangat kepada rakyat dan Pemerintah Kabupaten Gorontalo dalam percepatan proses pembangunan di daerah ini.
Bupati mengingatkan, pada bulan September nanti akan ada kegiatan internasional di Kabupaten Gorontalo, yaitu World Coconut Day atau Hari Kelapa Sedunia.
"Hampir 20 negara penghasil kelapa akan datang di Gorontalo, tahun lalu berada di India dan tahun ini tuan rumah Indonesia dan kebetulan dipusatkan di Kabupaten Gorontalo," kata Nelson lagi.
Ia juga mengatakan, kegiatan dunia ini berada di Kecamatan Mootilango yaitu di Desa Bondula. Selain menjadi tuan rumah Hari Kelapa Sedunia, Pemerintah Kabupaten Gorontalo sedang mempersiapkan pelaksanaan Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) XVII Tahun 2026 nanti.
"Saat menerima kunjungan Tim KTNA Nasional XVII Kabupaten Gorontalo disampaikan layak menjadi tuan rumah," kata dia pula.
Pekan Nasional KTNA yang dilaksanakan di Kabupaten Gorontalo direncanakan dihadiri 30 ribu hingga 50 ribu petani dan nelayan dari seluruh Indonesia.
"Sehingga ini akan memberikan dampak positif bagi Kabupaten Gorontalo, dari sektor ekonomi maupun pariwisata," ujar Bupati.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat penduduk miskin di Provinsi Gorontalo pada bulan Maret 2023 sebanyak 15,15 persen atau berkurang 0,36 persen dibandingkan bulan September 2022 sebanyak 15,51 persen.
Baca juga: Kementan Malaysia mempelajari pengolahan jagung di BSIP Gorontalo
Baca juga: Pertanian-perikanan, sektor unggulan paling terdampak di Gorontalo
Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023