Phnom Penh (ANTARA) - Taman Arkeologi Angkor yang populer di Kamboja meraup 20,3 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.198) dari penjualan tiket dalam tujuh bulan pertama 2023, naik 502 persen dari 3,37 juta dolar AS pada periode yang sama tahun lalu, menurut sebuah laporan pada Jumat (4/8).
Angkor menarik 439.365 wisatawan mancanegara (wisman) selama periode Januari-Juli tahun ini, naik 424 persen dari 83.854 wisman pada periode yang sama tahun lalu, menurut laporan dari sebuah perusahaan milik negara, Angkor Enterprise.
Lima pasar sumber wisman terbanyak bagi situs kuno tersebut adalah Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Korea Selatan, dan China.
Sekretaris Negeri dan Juru Bicara Kementerian Pariwisata Kamboja Top Sopheak mengatakan bahwa pembukaan kembali China sebelumnya pada tahun ini mendorong pertumbuhan jumlah wisatawan di Angkor.
"Kami berharap semakin banyak wisman akan datang ke Kamboja, terutama ke Angkor, di tahun-tahun mendatang karena banyak maskapai penerbangan yang melanjutkan penerbangan ke negara ini," tuturnya kepada Xinhua.
Terletak di Provinsi Siem Reap, Kamboja barat laut, Taman Arkeologi Angkor, yang dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Dunia Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 1992, merupakan destinasi wisata paling populer di negara Asia Tenggara tersebut.
Membentang di area seluas 401 km persegi, Angkor dipenuhi sisa-sisa bangunan yang indah dari berbagai ibu kota Kerajaan Khmer dari abad ke-9 hingga ke-15. Lokasi tersebut juga memiliki sejumlah candi utama seperti Angkor Wat, Angkor Thom, Bayon, Chau Say Tevoda, dan Ta Keo.
Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023