Masih ada banyak ketidakpastian seputar kekhawatiran geopolitik, perang Ukraina, (dan) masalah China
New York (ANTARA) - Wall Street lebih rendah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah laporan pertumbuhan pasar tenaga kerja AS melambat, dan ketiga indeks utama membukukan kerugian mingguan karena investor bersiap untuk kemungkinan kejutan penurunan sehari setelah pendapatan mengecewakan dari Apple.
Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 150,27 poin atau 0,43 persen, menjadi menetap di 35.065,62 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 23,86 poin atau 0,53 persen, menjadi berakhir di 4.478,03 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 45,18 poin atau 0,32 persen, menjadi ditutup pada 13.914,54 poin.
Persentase penurunan mingguan untuk S&P dan Nasdaq adalah yang terbesar sejak Maret, dengan beberapa investor mengambil untung setelah lima bulan naik karena data ekonomi, laba yang mengecewakan, dan meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah.
Saham Apple anjlok 4,8 persen, persentase penurunan harian terbesar sejak 29 September 2022 yang mengurangi S&P 500 sekitar 16 poin sehari setelah pembuat iPhone itu memperkirakan penurunan penjualan yang berkelanjutan.
Sebagian penyeimbang bagi Apple untuk S&P 500 dan Nasdaq adalah Amazon.com. Sahamnya melonjak 8,3 persen sehari setelah pengecer daring itu mengeluarkan prospek kuartal ketiga yang optimis. Kenaikan Amazon adalah 11 poin positif untuk S&P 500.
"Perusahaan-perusahaan penggerak pasar itu benar-benar berpotensi menyebabkan kegelisahan investor meskipun secara keseluruhan lintasan dan arah ekonomi dan pendapatan perusahaan tampaknya bergerak positif menuju Agustus." kata Greg Bassuk, CEO AXS Investments di New York.
Sesi perdagangan berombak, dengan indeks naik di pagi hari, kemudian goyah sebelum berbalik negatif.
Di pasar obligasi, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun sedikit lebih rendah pada perdagangan sore.
"Masih ada banyak ketidakpastian seputar kekhawatiran geopolitik, perang Ukraina, (dan) masalah China", kata Bassuk. Dia mengatakan penurunan Jumat (4/8/2023) adalah "lebih karena investor mengatur ulang dan memposisikan diri untuk potensi kejutan penurunan."
Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa pemberi kerja AS menambahkan 187.000 pekerjaan pada Juli. Data penambahan Juni direvisi lebih rendah menjadi 185.000 pekerjaan, dari 209.000 yang dilaporkan sebelumnya.
Penghasilan per jam rata-rata naik 0,4 persen pada Juli, tidak berubah dari bulan sebelumnya, melebihi ekspektasi, mengangkat kenaikan upah tahun-ke-tahun menjadi 4,4 persen.
Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun turun setelah data pekerjaan, sebagian meningkatkan beberapa saham berkapitalisasi besar.
Saham perusahaan teknologi besar lainnya, Microsoft dan Snowflake masing-masing naik 0,3 persen dan 3,5 persen setelah segmen bisnis cloud Amazon mengalahkan perkiraan penjualan.
Dari 422 perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan pendapatan kuartalan hingga Jumat, 79,1 persen telah melampaui ekspektasi, menurut data Refinitiv.
Fortinet anjlok 25,1 persen setelah perusahaan keamanan siber itu memangkas perkiraan pendapatan tahunannya karena pengeluaran dari klien perusahaan tetap ketat di tengah ekonomi yang bergejolak.
Saham Tupperware yang dikenal dengan wadah dan mangkuk penyimpanan plastik kedap udara, melonjak 35,5 persen setelah perusahaan menyelesaikan kesepakatan dengan pemberi pinjaman untuk merestrukturisasi kewajiban utangnya dalam upaya untuk membalikkan keadaan bisnis.
Amgen menambahkan 5,5 persen setelah melaporkan keuntungan kuartalan yang lebih tinggi di tengah penjualan yang kuat dari kolesterol, osteoporosis dan obat lainnya.
Saham DraftKings terangkat 5,8 persen setelah perusahaan taruhan olahraga itu menaikkan prospek pendapatan tahun fiskal 2023.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 11,39 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,87 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Baca juga: Wall Street ditutup melemah tertekan lonjakan imbal hasil obligasi
Baca juga: Wall Street ditutup melemah tertekan lonjakan imbal hasil obligasi
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023