"Penguatan rupiah masih rapuh ke depannya seiring dengan sentimen dari domestik..."
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu pagi bergerak menguat tipis senilai enam poin, menyusul lambatnya perbaikan ekonomi AS.
Kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak menguat menjadi Rp9.732 dibanding posisi sebelumnya Rp9.738 per dolar AS.
"Rupiah menguat dipicu melemahnya data manufaktur AS sehingga pelaku pasar menilai pemulihan ekonomi AS akan melambat," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, di Jakarta, Rabu.
Meski demikian, ia mengemukakan, data inflasi Maret dinilai masih cukup tinggi dan defisitnya neraca perdagangan domestik masih membayangi pergerakan rupiah.
"Penguatan rupiah masih rapuh ke depannya seiring dengan sentimen dari domestik yang belum positif bagi mata uang," katanya.
Analis Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan langkah Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) tetap mempertahankan program pembelian obligasinya untuk menopang ekonomi AS yang masih lemah berdampak menekan mata uangnya.
"Kondisi itu akan membuat mata uang dolar AS beredar di pasar cukup banyak," katanya.
Namun, ia mengatakan, apresiasi rupiah itu tertahan sentimen dari pemilihan umum di Italia yang kemungkinan akan berlangsung dua putaran, dan beredar kabar partai-partai anti-penghematan anggaran di negara itu akan menang.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013