"Pendampingan bagi ibu hamil dan ibu pascapersalinan sangat penting dilakukan. Hal ini untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang mungkin terjadi karena masalah kesehatan yang dijumpai ibu hamil," kata Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan Shodiqin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Shodiqin mengatakan pendampingan tersebut juga berfungsi sebagai pencegahan agar para ibu tidak melahirkan bayi-bayi stunting.
Hal tersebut disampaikannya pada pertemuan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di ruang pertemuan Balai Kartini di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Jumat.
Berdasarkan hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 Badan Pusat Statistik (BPS), kata dia, Angka Kematian Ibu dan Anak di Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 192 dari 100.000 kelahiran hidup.
"Target Kematian Ibu dan Anak dilakukan melalui intervensi spesifik yang dilakukan saat sebelum, selama, dan setelah hamil," ujarnya.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan proyeksi ibu hamil di Sulawesi Selatan sebanyak 158.028 ibu dan ibu melahirkan mencapai 150.845 ibu. Untuk Kabupaten Bantaeng sendiri, proyeksi ibu hamil sebesar 3.050 Ibu, dan ibu melahirkan sebanyak 2.912 ibu.
Dilihat dari hasil pendampingan pada laman web Aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil), kata dia, per 1 Agustus 2023, tercatat jumlah Ibu pascapersalinan sebanyak 907 orang, serta ibu pengguna KB pascapersalinan sebanyak 723 orang dengan persentase 79,71 persen.
"Artinya, sebagian besar dari proyeksi ibu melahirkan belum optimal didampingi, hingga Ibu tersebut memilih dan menggunakan pilihan alat kontrasepsi," ujar Shodiqin.
Baca juga: BKKBN ungkap persoalan mental jadi tantangan bangun kualitas penduduk
Baca juga: BKKBN: Pendataan keluarga untuk percepat penurunan prevalensi stunting
Baca juga: BKKBN gencarkan kampanye cegah kawin anak tekan AKI di Jatim
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023