Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat harus mulai menarik pasukannya keluar Irak tahun ini, kata ketua partai Demokrat hari Sabtu, dan menuduh partai Republik tidak memiliki rencana untuk melangkah maju sesudah kekerasan berlangsung lebih dari tiga tahun. "Orang Republik tidak punya rencana," kata Ketua Panitia Bangsa Demokrat Howard Dean dalam pidato radio mingguan partainya, "Bertahan bukanlah rencana. Mengatakan persoalan Irak akan diserahkan kepada presiden berikut bukanlah rencana." Senat Amerika Serikat pimpinan Republik hari Kamis menolak rencana Demokrat untuk mulai menarik balatentara mereka tahun ini, dengan menyebut upaya itu sebagai siasat "potong dan lari". "Kami yakin harus memusatkan perhatian pada pelatihan, perbekalan dan kontraterorisme dan kami melakukan itu dengan penempatan ulang pasukan kami," kata Dean. Pemerintahan Presiden George W Bush berulangkali menyatakan balatentara Amerika Serikat tidak akan meninggalkan Irak sampai Bagdad mampu menjalankan tugas untuk keamanannya sendiri. Pegiat perdamaian terkenal Amerika Cindy Sheehan awal pekan ini mendesak pendongkelan Bush dari kekuasaan, dengan menyatakan presiden itu harus dimintai pertanggungjawaban atas perang di Irak. Sheehan menyampaikan pernyataan itu pada jumpa pers di Wina, saat keberadaannya menjadi titik pusat unjukrasa menentang kunjungan Bush pada Selasa malam dan Rabu untuk menghadiri temu puncak Eropa Bersatu dan Amerika Serikat. Penarikan balatentara Amerika Serikat dari Irak akan mengahiri kekerasan di sana, kata Sheehan, yang kehilangan putranya dalam perang Irak. Pada Agustus 2005, wanita pegiat itu menjadi sorotan seluruh negeri dengan berkemah berminggu-minggu di dekat tempat pertanian Bush di Crawford, Teksas, untuk mengecam perang Irak. Ibu empat anak itu, yang menjadi lambang gerakan mengecam, menyatakan keberadaan serdadu Amerika Serikat di Irak mengobarkan perlawanan dan menghalangi pembangunan kembali negara itu. Sebaliknya, Irak membutuhkan pasukan penjaga perdamaian tanpa tank atau pangkalan tetap, katanya, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006