Jakarta (ANTARA News) - PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) akan membagikan dividen final Rp80 per saham atau naik 45 persen dari tahun sebelumnya menyusul peningkatan laba perseroan tahun buku 2012.
"Peningkatan laba menjadi Rp1,3 triliun meningkatkan dividen final sebesar Rp80 per saham yang berarti naik 45 persen dari tahun lalu, dengan begitu kami mampu meningkatkan nilai bagi pemegang saham pada 2012," ujar Presiden Direktur Holcim Indonesia Eamon Ginley di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan sebelumnya perseroan telah membagikan dividen interim 2012 sebesar Rp32 per saham pada September 2012.
Ia mengemukakan Perseroan mencatatkan laba bersih 2012 sebesar Rp1,35 triliun atau naik 27 persen dari tahun sebelumnya Rp1,06 triliun. Sementara, penjualan perseroan naik 19,8 persen menjadi Rp9,01 triliun pada 2012 dari tahun sebelumnya Rp7,52 triliun.
Untuk 2013, Eamon mengatakan pihaknya akan melakukan penambahan kapasitas produksi hingga mencapai 12,5 juta ton produksi per tahun di Indonesia atau naik sekitar 40 persen dari kapasitas saat ini yakni 9,1 juta ton.
Ia memaparkan penambahan kapasitas produksi itu dikontribusi dari dua buah pabrik yang saat ini tengah dibangun yakni Pabrik Tuban 1, yang terletak di Jawa Timur yang ditargetkan akan selesai pada Kuartal kedua 2013.
"Kapasitas produksi Tuban 1 diperkirakan akan sebesar 1,7 ton per tahun," ujar dia.
Selain Tuban 1, Eamon menambahkan perseroan juga merencanakan untuk melakukan akuisisi pabrik di lokasi yang sama, yakni Tuban 2, di Jawa Timur.
"Untuk Tuban 2 kita harapkan dapat selesai 2015 mendatang dengan kapasitas produksi sekitar 1,7 juta ton, sehingga dalam tempo empat tahun, Holcim akan meningkatkan kapasitas produksinya sekitar 40 persen menjadi 12,5 juta ton per tahun," ujar Eamon.
Perseroan menginvestasikan dana lebih dari 800 juta dolar AS yang akan diperoleh dari kas internal, export credit (ECA) dan pinjaman lainnya.
Deputy CFO Holcim Indonesia, Irman B Andresjah mengatakan perseroan telah menarik pinjaman sekitar 150 juta dolar AS pada 2012 untuk membiayai pembangunan pabrik Tuban, Jawa Timur yang menggunakan "mixture debt" yaitu 100 juta dolar AS dan 38 juta euro.
"Pinjaman dari `export credit agency` Jerman dan tambahan dari pinjaman sindikasi. Memang tambahan pinjaman sindikasi ini fleksibel sekitar Rp1 triliun," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013