Kedua harga acuan berada di jalur untuk kenaikan minggu keenam, kenaikan mingguan terpanjang mereka tahun ini.
Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik untuk hari kedua di perdagangan Asia pada Jumat, ditetapkan untuk kenaikan minggu keenam, setelah Arab Saudi dan Rusia, produsen minyak mentah terbesar kedua dan ketiga di dunia, berjanji untuk memangkas produksi hingga bulan depan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober naik 30 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 85,44 dolar AS per barel pada pukul 00.42 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk September naik 36 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 81,90 dolar AS per barel.
Brent pada Kamis (3/8/2023) mengembalikan penurunan 2,0 persen di sesi Rabu (2/8/2023), membuat kontrak berjangka ditetapkan untuk kenaikan mingguan 0,4 persen, sementara WTI akan menutup minggu ini dengan 1,4 persen lebih tinggi setelah persediaan minyak mentah AS turun paling banyak pada Rabu (2/8/2023).
Kedua harga acuan berada di jalur untuk kenaikan minggu keenam, kenaikan mingguan terpanjang mereka tahun ini.
Baca juga: Minyak melonjak karena Arab Saudi dan Rusia jaga pasokan tetap ketat
Pernyataan Arab Saudi pada Kamis (3/8/2023) untuk memperpanjang pemotongan produksi minyak sukarela sebesar 1 juta barel per hari untuk satu bulan lagi termasuk September datang sehari sebelum para menteri Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, dikenal sebagai OPEC+, akan bertemu.
Komite Pemantau Bersama Menteri OPEC+ tidak mungkin mengubah kebijakan produksi minyak secara keseluruhan pada pertemuan Jumat, kata sumber. Tetapi janji Arab Saudi ditambah komentar dari Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak bahwa mereka juga akan memangkas ekspor minyaknya sebesar 300.000 barel per hari pada September telah menimbulkan kekhawatiran tentang pasokan dan mendukung harga.
OPEC+ menyetujui kesepakatan luas untuk membatasi pasokan hingga 2024 pada pertemuan kebijakan terakhirnya pada Juni, dan pada saat itu Arab Saudi berjanji untuk secara sukarela memangkas lebih banyak produksi untuk Juli dan kemudian memperpanjangnya hingga Agustus.
Setelah keputusan Arab Saudi, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Amerika Serikat, akan terus bekerja sama dengan produsen dan konsumen untuk memastikan pasar energi mendorong pertumbuhan. AS adalah produsen minyak terbesar di dunia.
Bahkan dengan pemotongan pasokan, kumpulan data ekonomi AS terbaru yang menunjukkan pasar tenaga kerja yang ketat dan sektor jasa-jasa yang melambat membuat pasar khawatir akan permintaan.
Baca juga: OPEC perkirakan permintaan minyak global tumbuh 2,2 persen pada 2024
Selain itu, penurunan aktivitas bisnis zona euro memburuk lebih dari perkiraan semula pada Juli dan Bank Sentral Inggris menaikkan suku bunga utamanya sebesar seperempat persentase poin ke puncak 15 tahun pada Kamis (3/8/2023), dan memperingatkan bahwa biaya pinjaman kemungkinan akan tetap tinggi untuk beberapa waktu.
Biaya pinjaman yang lebih tinggi untuk bisnis dan konsumen dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023