Perusahaan minyak negara NNPC mengatakan Kamis (3/8/2023) malam telah bermitra dengan NIPCO Gas untuk mempercepat adopsi gas alam terkompresi untuk bus, mobil dan becak buat menurunkan biaya transportasi.
Biaya ini telah melonjak di ekonomi terbesar Afrika itu, memperburuk krisis biaya hidup setelah presiden Bola Tinubu memulai reformasi paling berani di negara itu dalam beberapa dekade, yang ia harap akan memulai ekonomi dari pertumbuhan yang lambat.
Pada Rabu (2/8/2023) serikat buruh memimpin demonstrasi nasional untuk memprotes kenaikan harga bensin. Serikat pekerja kemudian membatalkan pemogokan setelah bertemu Tinubu, yang mendapat tekanan dari serikat pekerja untuk menawarkan bantuan kepada rumah tangga dan bisnis.
Di bawah kesepakatan NNPC-NIPCO, 35 SPBU akan diluncurkan secara bertahap untuk diselesaikan tahun depan dan akan dapat melayani lebih dari 200.000 kendaraan setiap hari.
NIPCO telah mengoperasikan 14 SPBU, kata NNPC, dan bahwa perusahaan lokal telah mengubah lebih dari 7.000 kendaraan menjadi berbahan bakar gas, katanya.
NNPC menambahkan bahwa mereka bermaksud untuk menyebarkan 56 stasiun tambahan untuk melengkapi NIPCO dan mengharapkan perusahaan pemasaran minyak lainnya untuk bergabung guna meningkatkan ketersediaan, katanya.
Nigeria, produsen minyak terbesar di Afrika, memiliki cadangan gas terbesar di dunia dan sedang mencari investasi untuk meningkatkan pasokan domestik selain ekspor.
Bulan lalu, NNPC menandatangani perjanjian dengan UTM Offshore bagi perusahaan lokal untuk membangun pabrik gas alam cair terapung berkapasitas 1,5 metrik ton per tahun.
Baca juga: Indonesia beri dukungan 1,58 juta dosis vaksin pentvalent ke Nigeria
Baca juga: Pendiri Twitter: Twitter pernah terancam diblokir di tiga negara
Baca juga: Indonesia Mini Expo di Nigeria catatkan transaksi Rp29,45 miliar
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023