Psikolog klinis forensik dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto mengatakan siap secara psikologis dengan kehamilannya bisa mengatasi kecemasan ibu yang sedang hamil, melahirkan ataupun menyusui.
"Kuncinya siap dengan kondisi kehamilannya siap menjalankan meliputi masalah fisiknya, dari sisi kondisi psikologisnya juga siap, mentalnya, pengetahuannya," ucapnya dalam diskusi dalam rangka pekan menyusui di Jakarta, Kamis.
Psikolog yang tergabung dalam Himpunan Psikologi Indonesia ini mengatakan, kesiapan secara mental dan psikologis dapat menghindari kecemasan dan tidak terganggu dengan komentar orang lain.
"Kuncinya siap dengan kondisi kehamilannya siap menjalankan meliputi masalah fisiknya, dari sisi kondisi psikologisnya juga siap, mentalnya, pengetahuannya," ucapnya dalam diskusi dalam rangka pekan menyusui di Jakarta, Kamis.
Psikolog yang tergabung dalam Himpunan Psikologi Indonesia ini mengatakan, kesiapan secara mental dan psikologis dapat menghindari kecemasan dan tidak terganggu dengan komentar orang lain.
Baca juga: Pentingnya beri dukungan untuk ibu hamil
Selain itu, Kasandra mengatakan penting juga untuk mencari sumber yang jelas dan kredibel untuk mematahkan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat.
"Tentu saja siap untuk mencari bukti-bukti terbaru, kita jangan terjebak mitos-mitos masa lalu karena bisa semakin mengganggu kondisi kehamilan dan kelahirannya," ucapnya.
Kasandra menyarankan agar tidak terlalu sering terpapar informasi negatif dan menjauh sementara dari orang-orang yang memiliki sifat "toxic".
Selain itu imbangi juga dengan makanan sehat dan bergizi agar bisa menjalani kehamilan dan proses menyusui dengan baik.
"Jadi jangan ragu untuk baca jurnal-jurnal, enaknya sekarang dengan media sosial ada pengetahuan yang sangat luar biasa, lebih baik kita cari yang seperti itu dan kita hindarkan yang mengganggu kondisi mental kita," kata Kasandra.
Proses kelahiran yang merupakan proses alami, juga sering kali membuat para ibu baru cemas dengan bentuk tubuh dan kehidupannya yang baru.
Di masa ini lah peran suami atau pasangan sangat diharapkan untuk bisa ikut meringankan beban ibu dengan kesadaran merawat yang tinggi.
Selain suami, tentunya peran anggota keluarga juga sangat penting dalam proses kelahiran agar ibu tidak mengalami sindrom baby blues yang berkelanjutan hingga depresi postpartum.
"Kalau kita lihat ada kadang-kadang semacam promosi di media sosial, pria sekarang punya kesadaran lebih tinggi untuk terlibat dalam proses kehamilan,bahwa yang hamil bukan istrinya saja tapi suaminya juga," tutup Kasandra.
Baca juga: Psikiater sebut "baby blues" yang tak tertangani bisa sebabkan depresi
Baca juga: Menghirup aroma kayu cendana dapat kurangi kecemasan dan stress
Baca juga: Ini perbedaan antara depresi postpartum & sindrom baby blues
Selain itu imbangi juga dengan makanan sehat dan bergizi agar bisa menjalani kehamilan dan proses menyusui dengan baik.
"Jadi jangan ragu untuk baca jurnal-jurnal, enaknya sekarang dengan media sosial ada pengetahuan yang sangat luar biasa, lebih baik kita cari yang seperti itu dan kita hindarkan yang mengganggu kondisi mental kita," kata Kasandra.
Proses kelahiran yang merupakan proses alami, juga sering kali membuat para ibu baru cemas dengan bentuk tubuh dan kehidupannya yang baru.
Di masa ini lah peran suami atau pasangan sangat diharapkan untuk bisa ikut meringankan beban ibu dengan kesadaran merawat yang tinggi.
Selain suami, tentunya peran anggota keluarga juga sangat penting dalam proses kelahiran agar ibu tidak mengalami sindrom baby blues yang berkelanjutan hingga depresi postpartum.
"Kalau kita lihat ada kadang-kadang semacam promosi di media sosial, pria sekarang punya kesadaran lebih tinggi untuk terlibat dalam proses kehamilan,bahwa yang hamil bukan istrinya saja tapi suaminya juga," tutup Kasandra.
Baca juga: Psikiater sebut "baby blues" yang tak tertangani bisa sebabkan depresi
Baca juga: Menghirup aroma kayu cendana dapat kurangi kecemasan dan stress
Baca juga: Ini perbedaan antara depresi postpartum & sindrom baby blues
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023