Dubes UEA sangat senang dan benar-benar serius menanggapi apa yang kita tawarkan.
Tanjungpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad mengajak Duta Besar (Dubes) Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia dan ASEAN Abdulla Salem Obaid Al Dhaheri berkeliling menikmati keindahan alam pariwisata Lagoi, Kabupaten Bintan.
Ansar menyebut Dubes UEA sangat terpesona dengan bentangan alam yang dimiliki Bintan, sehingga hal ini menjadi modal berharga untuk meyakinkan investor asal UEA agar menanam modalnya di Kepri.
"Selama di sini, Dubes UEA sangat senang dan benar-benar serius menanggapi apa yang kita tawarkan. Kita harapkan ke depannya beliau benar-benar bisa membawa investasi UEA datang ke Kepri," kata Gubernur Ansar, di Lagoi, Kamis.
Gubernur Ansar dan Abdulla Salem memulai perjalanan dari Natra Bintan lalu mengelilingi Treasure Bay yang merupakan kolam renang terbesar di Asia Tenggara.
Dari Natra Bintan, rombongan bergerak masuk ke The Anmon Resort untuk melihat tenda glamour camping atau disebut glamping yang menyuguhkan suasana ala padang pasir.
Selepas dari The Anmon Resort, rombongan lalu berhenti di hutan mangrove yang berlokasi tidak jauh dari Treasure Bay. Abdulla Salem tampak sangat antusias melihat hamparan hutan mangrove yang terawat dengan baik di berbagai lokasi di Bunga Lagoi.
Perjalanan lalu dilanjutkan dengan kunjungan ke Hotel Doulos Phos, kapal pesiar yang sekarang telah berusia 108 tahun. Ia dikenal sebagai Kapal Penumpang Samudra Aktif Tertua di Dunia hingga tahun 2009. Dengan bentuknya yang masih asli, seperti kapal, Doulos Phos menjadi hotel paling unik di Lagoi Resort.
Gubernur Ansar dan Abdulla Salem mengakhiri perjalanan mereka dengan menyambangi Banyan Tree dan berkeliling di kawasan Lagoi Bay.
Kepada Dubes UEA, Ansar pun menyebutkan bahwa Kepri adalah salah satu provinsi target rehabilitasi mangrove dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). Di Kepri sendiri, total luas hutan bakau saat ini mencapai 67,417 hektare.
"Tahun ini, luasan target rehabilitasi mangrove di Kepri adalah 5.500 hektare dari 83.000 hektar target nasional," ujarnya pula.
Sementara, Dubes UEA Abdulla Salem menyebut Indonesia adalah negara yang beruntung, sebab Indonesia memiliki hutan mangrove yang sangat luas.
Luas ekosistem mangrove atau bakau di Indonesia mencapai 3,63 juta hektare atau 20,37 persen dari total dunia.
"Kita sama-sama tahu bahwa hutan mangrove memegang peranan yang sangat penting untuk menjaga iklim dunia. UEA sangat memberikan perhatian yang besar untuk pelestarian lingkungan termasuk melalui hutan mangrove," katanya lagi.
Ia melanjutkan UEA akan menjadi tuan rumah pelaksanaan konferensi perubahan iklim, Conference of the Parties 28 (COP-28) yang akan dilaksanakan di Dubai, UEA, pada 30 November-12 Desember 2023.
Oleh sebab itu, ia menekankan kelestarian hutan mangrove harus senantiasa dijaga oleh pemerintah.
"Pariwisata di Kepri, khususnya di Lagoi Bintan sangat indah dan menarik untuk dikunjungi. Ini memang kunjungan pertama saya ke sini, tapi saya akan datang lagi dan lagi ke Kepri," ujarnya lagi.
Baca juga: Peringati hari nasional, Dubes UEA apresiasi hubungan dengan RI
Baca juga: Dubes UEA sebut banyak rencana masa depan dengan Indonesia
Pewarta: Ogen
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023