Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Senin sore melemah menyusul data inflasi Maret dan defisitnya negara perdagangan Indonesia.
Rupiah ditransaksikan pada 9.737 per dolar AS, melemah 25 poin dari posisi penutupan pada akhir pekan lalu yang berada pada 9.712 per dolar AS.
"Meski inflasi Maret 2013 lebih rendah dari bulan sebelumnya menjadi 0,63 poin, masih cenderung tinggi dan memberi sentimen negatif bagi nilai tukar domestik," kata Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Ruly Nova.
Ia menambahkan neraca perdagangan yang masih mencatatkan defisit juga menambah sentimen negatif bagi rupiah terhadap dolar AS.
"Defisit masih disebabkan impor yang masih tinggi," kata dia.
Ia menambahkan data ekonomi negara-negara Eropa juga memberikan sinyal sedang berjuang untuk pemulihan, pengangguran di Eropa diperkirakan meningkat.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS disebabkan oleh bertambahnya tekanan ekonomi dari data inflasi dan neraca perdagangan.
"Pemodal asing diperkirakan menjual obligasi berdenominasi rupiah sehingga kurs mata uang domestik melemah. Akan tetapi, koreksi lebih dalam berhasil diredam karena surat utang yang dijual akan diserap langsung oleh investor lokal," katanya.
Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 9.735 per dolar AS, melemah dari posisi sebelumnya 9.719 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013