Makassar (ANTARA News) - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla minta kepada jajaran pelaksana proyek perluasan Bandara Internasional Hasanuddin Makassar untuk bekerja 1x24 jam agar penyelesaian mega proyek tersebut tepat waktu sesuai yang telah dijadwalkan.
Wapres Jusuf Kalla mengemukakan hal itu usai menerima laporan Menejer Proyek perluasan Bandara Internasional tersebut, Waluyo Suroso di ruang Galaktika Lanud Hasanuddin, Makassar, Sabtu.
Hadir dalam acara tersebut Menko Kesra Aburizal Bakri, Menteri Perhubungan Hatta Rajasa, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, Meneg BUMN Soegiharto, Wagub Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Dirut PT. Angkasa Pura I Bambang Darwoto dan sejumlah anggota Komisi V DPR RI.
Sebelumnya, Wapres dan rombongan berkunjung ke Kabupaten Sinjai untuk melihat dari dekat kondisi masyarakat dan daerah itu pasca bencana alam banjir yang hingga kini telah menewaskan lebih 200 orang.
Waluyo Suroso melaporkan, proyek perluasan Bandara Hasanuddin ini terdiri atas dua tahap. Tahap pertama mengerjakan tiga kegiatan utama yakni pembangunan terminal penumpang seluas 51.000 meter persegi yang bisa menampung 71 juta penumpang setiap tahun. Pembangunan taxy-way sepanjang 1,7 kilometer dan lapangan parkir pesawat (apron) untuk tujuh buah pesawat.
Dana yang digunakan untuk proyek tahap pertama ini berjumlah total Rp560 miliar yang bersumber dari PT. Angkasa Pura I dan mulai dikerjakan akhis 2005, namun tingkat penyelesaian fisik hingga saat ini baru 16,8 persen dan penyerapan dana 12 persen.
Sedangkan untuk proyek tahap II adalah pembangunan run-way baru sepanjang 3.100 meter dan penambahan apron untuk 10 buah pesawat lagi serta melengkapi fasilitas di dalam terminal penumpang.
"Jumlah anggarannya belum dipastikan, demikian pula dengan sumber dananya," kata Waluyo yang didampingi team leader consultant, Benny Arwantoro.
Menjawab pertanyaan Wapres mengenai kapan proyek tahap pertama itu bisa diselesaikan, Waluyo mengatakan, "bulan Maret 2007 sudah bisa operasional pak. Kalau jadwal itu tidak tercapai, maka saya siap diberhentikan," ujarnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006