Jakarta (ANTARA News) - Untuk keempat kalinya turnamen SIDU CUP digelar untuk mencari bibit pebulutangkis kelas dunia, dengan target siswa SD dan SMP.
Turnamen yang diadakan PBSI, Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu memperebutkan Piala Gita Wirjawan dan mendorong kegiatan olahraga sebagai program penting di sekolah.
"Saya sangat menyambut dengan baik sekali karena di dalam kurikulum 2013 masuk ekstrakurikuler yang menjadi basis pendidikan. Oleh karena itu masuknya turnamen bulu tangkis ini yang rutin setahun sekali dapat memperkuat basis kurikuler, co-kurikuler, dan ekstra kurikuler," kata Mendikbud Muhammad Nuh, Senin.
Nuh menjelaskan, mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga diajarkan berbagai macam olahraga yang menjadi ikon Indonesia. "Kerjasama antara sekolah, PBSI, dan sponsor akan menjadi gerakan masif," tambahnya.
Kemenpora juga mendukung bulu tangkis sebagai salah satu cabang yang diajarkan di tingkat SD dan SMP, serta tersedianya sarana dan prasarana memadai agar pelatihan bulu tangkis menjadi optimal.
"Bulu tangkis sangat melekat dengan citra Indonesia. Kita harapkan dari sini muncul bibit-bibit unggul," ujarnya.
Sejak diselenggarakan pada 2010, kejuaraan berhadiah total Rp1 miliar ini ditargetkan diikuti 10.000 peserta.
Sementara Ketua PBSI Gita Wirjawan menjamin kesejahteraan atlet bulutangkis akan kian baik apalagi dengan diterapkannya sistem sponsor individu yang dipercanya bisa membantu melahirkan atlet kelas dunia yang mengharumkan nama Indonesia.
"Dengan datangnya tokoh-tokoh akademis bisa memberi semangat lagi. Kaderisasi harus dilakukan dari yang paling muda. Saya percaya dalam tiga tahun ke depan, bulu tangkis Indonesia akan sangat berubah. Kesejahteraan untuk pemain bulu tangkis sudah semakin jelas," kata Gita.
SIDU CUP digelar di sepuluh kota mulai 2-6 April. Jakarta menjadi pembuka, kemudian Denpasar, Solo, Pakanbaru, Bandung, Banjarmasin, Manado, Makassar, Palembang, dan terakhir Surabaya.
Grand final akan berlangsung di Jakarta November tahun ini.
Pewarta: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013