Sibolga, Sumut (ANTARA News) - Harapan untuk menemukan penumpang kapal yang tenggelam di Tapanuli Tengah dalam keadaan hidup sangat tipis karena hujan badai yang terjadi mulai Kamis (22/6) akan membuat korban lelah diterjang ombak dan kelaparan karena tidak makan selama tiga hari. Komandan Pangkalan TNU Angkatan Laut (Danlanal) Sibolga, Letnan Kolonel (P) Djaka Santoso, di Sibolga, Sabtu, mengatakan penumpang kapal KM Surya Makmur Indah yang belum ditemukan diperkirakan tidak lagi berada di antara Pulau Mursala dan Bintana, Sibolga (lokasi musibah), tapi sudah di sekitar perairan Pulau Pini dan Ilik, Nias akibat terseret arus air. "Pencarian penumpang saat ini difokuskan di sekitar Pulau Pini dan Ilik, Nias, tapi penyisiran di antara perairan Pulau Mursala dan Bintana tetap dilakukan," kata Djaka. Menurut dia, kepastian penumpang hilang itu berada di perairan sekitar Pulau Pini dan Ilik, setelah hasil penyisiran melalui udara yang menggunakan pesawat heli jenis Casa dari Batam yang dilakukan Jumat, melihat dua orang yang sedang terapung-apung di perairan Pulau Nias itu. Namun, tim tidak bisa melihat jelas karena ombak deras menutupi pemandangan atas dua orang yang diduga penumpang kapal yang tenggelam itu, Kamis dinihari itu, katanya Danlanal itu menjelaskan, pencarian penumpang yang hilang itu mulai dilanjutkan lagi Sabtu sekitar pukul 16.00 WIB karena cuaca mulai bagus, setelah sebelumnya terjadi hujan badai yang mengakibatkan pencarian dihentikan sejak Jumat sore. Untuk memaksimalkan pencarian, kata dia, tim menambah lagi satu kapal KRI Mursala milik TNI AL Belawan untuk mencari sekitar 25 penumpang kapal yang masih hilang itu. Sebelumnya tim mengerahkan tujuh kapal masing-masing KAL Patroli, Kapal Mansalar, TNI AL Sibolga, kapal tangker milik PT.Pertamina, KM Surya Makmur Jaya, KM Surya Makmur Baru dan KM Nias Indah. Sejumlah kapal nelayan juga dikerahkan untuk membantu pencarian penumpang. Hingga Sabtu sore, penumpang yang sudah dievakuasi dalam keadaan hidup sudah mencapai 95 orang, setelah satu orang ditemukan Jumat malam sekitar pukul 23.00 WIB dari total penumpang di kapal itu yang disebutkan sebanyak 120 orang termasuk anak buah kapal (ABK). Sementara itu, Osben Naibaho, nahkoda kapal KM Surya Makmur Indah yang selamat setelah ditolong kapal nelayan pada Kamis siang, mengatakan, mereka sudah melapor ke syahbandar Sibolga ketika kapal itu diketahui mengalami kebocoran pada bagian bawah kapal sekitar pukul 03.00 WIB (Kamis dinihari). "Tapi kelihatan laporan kami kurang ditanggapi terbukti bantuan baru datang menjelang sore hari. "Bantuan pertama justru datang dari kapal nelayan yang akhirnya menyelamatkan 46 orang penumpang yang sudah terapung-apung di laut," kata dia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006