Batam (ANTARA News) - Rencana pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan- Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Minggu (25/6) dan dengan Perdana Menteri Australia John Howard, Senin-Selasa (26-27/6) di Batam, disambut biasa oleh sebagian masyarakat Batam.
"Saya tidak terlalu memikirkan kedatangan Presiden maupun PM Singapura dan Australia, karena tidak ada untung langsung untuk kami, masyarakat keci," kata Ali, seorang buruh di Pelabuhan Kontainer Batu Ampar, di Batam, Sabtu.
Ia mengatakan, pertemuan tiga kepala pemerintah itu baik di dalam maupun di luar Batam, tetap tidak berdampak positif bagi masyarakat kecil yang kini setiap hari mengalami kenaikan harga-harga bahan pokok serta kesulitan memenuhi kebutuhan hidup dan pekerjaan yang sedikit layak.
"Sudah beberapa tahun Presiden Yudhoyono memimpin Indonesia, tetap tidak perubahan. Apapun yang dilakukan pemerintah saya tidak begitu peduli," katanya.
Tidak hanya Ali, Sugio pedagang minuman keliling di kawasan Pelabuhan Kontainer Batu Ampar juga menyatakan merasa biasa-biasa saja meski Batam akan dikunjungi Presiden Indonesia, PM Singapura dan PM Australia,
"Paling penting bagi saya bagaimana cara agar barang-barang kebutuhan sehari-hari murah dan mudah mendapatkan pekerjaan. Orang seperti kami ini tidak banyak tuntutan," katanya.
Dikatakannya, sejak empat tahun tinggal di Batam makin merasa kesulitan ekonomi, terutama untuk membeli sembilan bahan pokok. Padahal, pada dua-tiga tahun sebelumnya, kondisi Batam tidak seperti ini. Bahan-bahan pokok murah dan mudah diperoleh.
"Sekarang ini di Batam tidak ada lagi barang murah, mulai dari bahan pokok hingga rumah kontrakan. Untuk sekali makan saja sekitar Rp7 ribu hingga Rp10 ribu, sedangkan keuntungan hanya Rp20 ribu per hari dan itu untuk menanggung empat orang," katanya.
Ia mengemukakan ketika Presiden ke Batam Januari 2006, lalu Maret kemarin Wakil Presiden juga ke Batam, pedagang keliling tidak leluasa. "Kami tidak boleh masuk ke pelabuhan bila ada kunjungan orang-orang penting di negara ini," ujarnya.
Sementara itu, Dian pengawai honorer di DPRD Batam menyatakan, mudah-mudahan kunjungan PM Singapura dan PM Australia akan meningkatkan
perekonomian Indonesia, terutama setelah penandatanganan naskah kerangka kerjasama antara Republik Indonesia dan Republik Singapura oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006