Jakarta (ANTARA) - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) siap meningkatkan kinerja ekspor produk mebel dan kerajinan nasional melalui Program Aku Siap Ekspor (ASE).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Himki Heru Prasetyo di Jakarta, Rabu mengatakan Program ASE merupakan bentuk kolaborasi positif berbagai pemangku kepentingan untuk membekali para pelaku usaha dengan ilmu, pengalaman, dan pendampingan yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing produk ekspor.

"Melalui program ini diharapkan kinerja ekspor kian meningkat, baik secara nilai maupun kualitas barang yang diekspor," katanya melalui keterangan tertulis.

Para pemangku kepentingan Program ASE di antaranya Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Himki dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas).

Program Aku Siap Ekspor, lanjutnya, meliputi kegiatan workshop, webinar, pendampingan, diskusi, dan pameran.

Para peserta wajib melibatkan pelaku usaha mikro di luar wilayah Jawa dan Bali sebagai mitra pemasok atau mitra mikro asuh untuk menciptakan efek berganda dan saling mendukung dalam mendorong ekspor.

Sementara para tenaga pelatih dan pendamping berasal dari pemangku kepentingan yang terlibat agar para pelaku usaha mempunyai pengetahuan dan wawasan serta kesiapan untuk dapat memasuki pasar ekspor.

"Diharapkan, dengan Program Aku Siap Ekspor khususnya pada pelaku IKM produk dekorasi rumah dan mebel, dapat memperkuat kapasitas Indonesia dalam perdagangan Internasional sehingga dapat meningkatkan ekspor nasional," katanya.

Sebelumnya jajaran pengurus Himki bersama perwakilan Kementerian Perdagangan bertemu Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar Kementerian Koperasi dan UKM guna mengajak Kemenkopukm turut menyukseskan Program ASE.

Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag Miftah Farid mengatakan para pemangku kepentingan program Aku Siap Ekspor 2.0 (ASE 2.0) memberi
apresiasi yang tinggi dengan keberhasilan program tersebut sehingga program ini harus diteruskan, yaitu dengan adanya Program ASE 3.0.

Program ASE 1.0 dan 2.0 merupakan kolaborasi dari 3 Kementerian yaitu Kemendag, Kemenperin dan Kemenparekraf ditambah dari Dekranas dan Himki.

"Untuk ASE 3.0 kami mengajak Kemenkop UKM untuk ikut berkolaborasi dalam program tersebut," katanya.

Pihak Kemenkop UKM, tambahnya, menyambut baik dan akan berpartisipasi pada program tersebut dan akan membuka permanent showroom di negara-negara hub seperti Singapura.

Baca juga: Industri mebel dan kerajinan perlu manfaatkan FTA tembus pasar global

Baca juga: Asmindo: Indonesia tidak kekurangan bahan baku untuk industri mebel

Baca juga: Produk furnitur kayu jati Indonesia diminati di Inggris

Pewarta: Subagyo
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023