Kepri ini adalah terasnya Indonesia, kita tepat ada di choke point Selat Malaka dari empat choke point di dunia....

Tanjungpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad memaparkan peluang investasi kepada Duta Besar (Dubes) Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia dan ASEAN, Abdulla Salem Obaid Al Dhaheri di Gedung Daerah, Tanjungpinang.

"Hari ini, kami menerima kunjungan balasan Dubes UEA dan rombongan. Sebelumnya saya dan jajaran telah berkunjung ke kantor Kedubes UEA di Jakarta," kata Gubernur Ansar di Tanjungapinang, Rabu.

Ansar berharap melalui pertemuan ini, Dubes UEA Abdulla Salem dapat membuka peluang investasi dari pengusaha dan investor UEA, khususnya di wilayah Kepri.

Baca juga: Delegasi UAE tinjau hutan mangrove Belitung

Dalam kesempatan itu, Ansar menjelaskan kepada Dubes UEA bahwa Provinsi Kepri adalah daerah yang sangat cocok untuk penanaman modal dan investasi.

Menurutnya provinsi ini berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I dan tepat berada di Selat Malaka, sehingga membuat Kepri menjadi tempat berlalu-lalang kapal dari seluruh dunia.

"Kepri ini adalah terasnya Indonesia, kita tepat ada di choke point Selat Malaka dari empat choke point di dunia. Jadi setiap tahun ada ribuan kapal yang lewat di perairan laut Kepri," ujar Ansar.

Gubernur juga menekankan iklim investasi di Kepri sangat mendukung bagi investor, karena memiliki empat kawasan Free Trade Zone (FTZ) atau kawasan bebas di tiga pulau berbeda yaitu Batam, Bintan, dan Karimun.

Iklim investasi di Kepri pun begitu kondusif yang dibuktikan dengan tiga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yaitu KEK Galang Batang, KEK Batam Aerotechnic, dan KEK Nongsa.

"Sekarang ketiga KEK itu sudah meningkat pesat dan memberikan return investasi yang baik, kami dari pemerintah daerah juga membuka pintu lebar untuk investor UAE menanam modal di Kepri," ujar Gubernur Ansar.

Baca juga: Retno ingin hubungan Indonesia-Swiss terus meningkat

Ansar menyinggung beberapa sektor investasi potensial yang dapat ditawarkan kepada Dubes UEA, seperti pertanian, pariwisata, minyak dan gas, serta energi hijau.

Ia mengutarakan potensi investasi itu akan disusun secara detail dan dibahas pada saat menerima kunjungan kedua Dubes UEA
Abdulla Salem bersama rombongan besar pengusaha dan investor UEA ke Indonesia yang direncanakan pada 21-22 September 2023.

"Saya optimis jika Kepri menjadi salah satu prioritas utama untuk investasi bagi UEA," ucap Ansar.

Sementara itu, Dubes Abdulla Salem mengatakan, selama ini kerja sama antara Indonesia dan UAE berjalan begitu baik. Hal ini tidak lepas dari hangatnya hubungan antara Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed (MBZ) Al Nahyan.

"Di bawah pimpinan Presiden Jokowi dan Yang Mulia MBZ, terbangun hubungan bilateral yang harmonis antara Indonesia dengan UEA," kata Abdulla Salem.

Abdulla Salem melanjutkan, kerja sama yang dilakukan UEA untuk Indonesia berfokus pada kebermanfaatan nilai yang dapat dirasakan oleh masyarakat dan juga untuk pelestarian lingkungan.

Pihaknya berkomitmen menciptakan perubahan kualitatif dalam kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi, yang berkontribusi bagi pencapaian kemakmuran dan pembangunan bagi rakyat.

"Inilah yang selalu dicita-citakan oleh pemimpin UEA yang bijaksana," katanya.

Pewarta: Ogen
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023