Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Jepang menyepakati kemitraan baru di bidang inovasi dan keberlanjutan untuk memperingati 50 tahun hubungan, kata Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn di Jakarta, Rabu.

“Kedua pihak sepakat untuk meluncurkan kemitraan baru, yaitu ‘ASEAN-Japan Co-Creation Vision', yang bertumpu pada inovasi dan keberlanjutan, serta digerakkan oleh sektor swasta,” kata Kao dalam konferensi pers “Dialog ke-15 antara Sekjen ASEAN dan Federasi Kamar Dagang dan Industri Jepang di ASEAN (FJCCIA)”.

Dia mengatakan bahwa kemitraan itu dimaksudkan untuk menciptakan era baru hubungan ekonomi ASEAN-Jepang hingga 50 tahun ke depan.

Menurut Kao, FJCCIA telah memberikan rekomendasi berdasarkan empat pilar utama “ASEAN-Japan Co-Creation Vision”, yang sejalan dengan Kerangka Rekonstruksi Komprehensif ASEAN (ASEAN Comprehensive Recovery Framework/ACRF).

Empat pilar tersebut adalah integrasi ekonomi yang lebih luas, transformasi digital yang komprehensif, kemajuan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan tangguh, serta pengembangan sumber daya manusia.

Kao juga mengatakan bahwa ASEAN telah memulai negosiasi untuk memutakhirkan Perjanjian Perdagangan Barang ASEAN (ASEAN Trade in Goods Agreement/ATIGA) agar tidak hanya bermanfaat dan berdampak, tetapi juga semakin relevan di sektor bisnis.

“Pemutakhiran ATIGA akan semakin menyederhanakan aturan asal barang, memperluas adopsi teknologi digital dan dokumen tanpa kertas dan memfasilitasi perdagangan untuk UMKM… dan mempromosikan perdagangan digital di kawasan, termasuk antara ASEAN dan Jepang,” katanya.

ATIGA bertujuan untuk menciptakan arus barang secara bebas di kawasan yang menghasilkan hambatan perdagangan lebih sedikit dan hubungan ekonomi yang lebih erat di antara negara-negara anggota.

Selain itu, perjanjian itu juga menciptakan biaya bisnis lebih rendah, peningkatan perdagangan, serta pasar dan skala ekonomi yang lebih besar bagi bisnis.

Berdasarkan ATIGA, Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand telah menghapus biaya masuk intra-ASEAN pada 99,65 persen dari pos-pos tarif mereka, Sedangkan Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam telah mengurangi bea impor menjadi 0-5 persen pada 98,86 persen dari pos-pos tarif mereka.

Dialog ke-15 antara Sekjen ASEAN dan FJCCIA itu juga dihadiri oleh Duta Besar Jepang untuk ASEAN Masahiko Kiya, Ketua FJCCIA Hiroyuki Ueda, dan Wakil Presiden Eksekutif Japan External Trade Organization (JETRO) Mio Kawada.

ASEAN beranggotakan 10 negara: Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam. Pada KTT ASEAN 2022, Timor Leste secara prinsip telah diterima sebagai anggota ASEAN ke-11.

Baca juga: Indonesia dorong ASEAN perdalam ikatan mobilitas dengan Jepang
Baca juga: BRIN kaji hubungan kolaborasi ASEAN-Jepang

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023