Dili (ANTARA News) - Partai Fretilin yang dipimpin PM Timor Leste, Mari Alkatiri menunda pertemuan yang dianggap sebagai langkah penting untuk menyelesaikan kebuntuan politik selama berminggu-minggu, kata seorang pejabat partai itu, Sabtu. Sekitar 2.000 pemrotes yang meneriakkan slogan menentang PM Mari Alkatiri berkumpul di luar kantor pusat partai Fretilin yang kini berkuasa itu dan melarang para anggota partai itu masuk, kata anggota komite sentral Antonio Bianco. "Kami tidak bisa melakukan pertemuan hari ini karena situasi yang timbul akibat para pemrotes sehingga kami membatalkannya dan akan menyelenggarakannya besok," katanya seperti dilaporkan AFP. Blanco mengatakan, sebagian besar anggota komite sentral yang berjumlah 81 orang itu tidak hadir, tapi hanya 20 orang yang datang. Alkatiri tidak termasuk di antara mereka. Pengawal nasional Portugal, di antara lebih dari 2.200 tentara perdamaian asing kini menjaga keamanan dan ketertiban di ibukota Dili, memblokir jalan ke pintu masuk utama dengan satu kendaraan lapis baja untuk mencegah massa menyerbu masuk. Presiden Timor Leste Xanana Gusmao sebelumnya awal pekan ini memerintahkan partai itu melakukan pertemuan untuk memilih pemimpin baru -- termausk Alkatiri, yang adalah sekjen partai itu--yang ia katakan mereka kehilangan legitimasi. Sabtu pagi, Gusmao mengatakan ia yakin pertemuan partai itu akan membantu menyelesaikan krisis itu. "Saya yakin mereka mengetahui masalah rakyat dan mereka akan membuat sebuah keputusan," kata Gusmao kepada wartawan. Menjawab pertanyaan apakah ia yakin krisis itu akan berakhir Sabtu, ia mengatakan: "Itu membutuhkan waktu ,tapi saya sangat mengharapkan kita akan segera mengakhirinya." Gusmao juga pekan ini mengancam akan mengundurkan diri jika Alkatiri tidak mengundurkan diri untuk memikul tanggungjawab atas krisis yang terjadi di mana negara itu terjerumus dalam kerusuhan bulan lalu yang menewaskan paling tidak 21 orang. Presiden itu meminta Alkatiri segera mengundurkan diri dalam sepekan setelah melihat sebuah bukti yang menunjukkan PM itu menyetujui pembentukan satu regu pemukul yang dipersenjatai untuk melenyapkan lawan-lawan politiknya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006