Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, BI saat ini tengah fokus untuk memperkuat kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) guna meningkatkan pertumbuhan kredit dengan fokus pada beberapa sektor dengan penciptaan lapangan kerja yang tinggi.
“Bank Indonesia kembali menambah lagi insentif likuiditas makroprudensial kepada perbankan dalam rangka untuk terus meningkatkan penyaluran kredit dan pembiayaan untuk sektor-sektor prioritas, yaitu sektor-sektor hilirisasi, maupun sektor-sektor pertanian, peternakan, dan perikanan,” kata Perry dalam konferensi pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa.
Adapun sektor yang menjadi prioritas yaitu sektor hilirisasi minerba maupun non-minerba, sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, kemudian sektor perumahan termasuk perumahan rakyat, sektor pariwisata, serta pembiayaan inklusif dan sektor hijau.
Perry menjelaskan, besaran insentif likuiditas makroprudensial juga ditingkatkan dari yang sebelumnya paling tinggi 280 basis poin (bps) menjadi paling tinggi 400 bps. Besaran insentif tersebut terdiri dari antara lain yang pertama, insentif untuk penyaluran kredit atau pembiayaan kepada sektor tertentu yang ditetapkan oleh BI paling besar 2 persen, meningkat dari sebelumnya yang 1,5 persen.
Kedua, insentif pada bank penyalur kredit atau pembiayaan inklusif ditingkatkan dari sebelumnya 1 persen menjadi 1,5 persen dengan rincian 1 persen untuk penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atau Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan 0,5 persen untuk penyaluran kredit Ultra Mikro.
Ketiga, insentif terhadap penyaluran kredit atau pembiayaan hijau paling besar 0,5 persen, meningkat dari sebelumnya 0,3 persen.
"Sehingga ini menambah lagi insentif likuiditasnya sekitar Rp47,9 triliun. Dari semua sekitar Rp108 triliun menjadi Rp156 triliun. Inilah insentif likuiditas makroprudensial yang ditambahkan kepada perbankan oleh Bank Indonesia dalam rangka mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan bagi sektor-sektor prioritas tadi," ujarnya.
KLM diimplementasikan bagi Bank Umum Konvensional (BUK), Bank Umum Syariah (BUS), serta Unit Usaha Syariah (UUS) yang akan berlaku sejak 1 Oktober 2023 melalui pengurangan giro di BI dalam rangka pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) dalam rupiah yang wajib dipenuhi secara rata-rata.
Baca juga: BI terus perkuat stimulus kebijakan makroprudensial guna jaga SSK
Baca juga: KSSK: Rupiah tetap terkendali dan mendukung stabilitas ekonomi
Baca juga: KSSK: Stabilitas sistem keuangan triwulan II 2023 tetap terjaga
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023