"Seorang ibu memilik peran penting dalam membudayakan pendidikan anak-anaknya sejak dilahirkan hingga dewasa," kata Habibie saat acara bincang-bincang dalam rangka HUT Ke-16 Yayasan Lembaga Pendidikan Al Firdaus Surakarta di The Sunnan Hotel di Solo, Sabtu.
Habibie mengaku sangat prihatin dengan kondisi tersebut, meski ibu-ibu yang menjadi TKW punya tujuan mulia yakni mencari nafkah untuk membiayai pendidikan anak-anaknya.
BJ Habibie mencontohkan kehidupan keluarganya, yakni istrinya Ibu Ainun Habibie yang akhirnya tidak melanjutkan bekerja ke luar negeri demi anak-anaknya.
Menurut dia, Ny. Ainun memimpin dan menjaga keluarga, karena dirinya sebagai kepala keluarga terlalu sibuk bekerja.
Habibie mengatakan dirinya bersama istri harus bisa menyempatkan diri kumpul dengan anak-anak meski kondisi sehari-hari dipenuhi kesibukan.
"Pendidikan dengan hati hanya dapat dilakukan cara kedekatan bersama anak-anaknya. Bapak dan ibu harus dengan sama anak meski sesibuk apapun," katanya.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013
Sepertinya kurang pantas jika tokoh kita hanya menyatakan prihatin, kenyataannya kaum ibu sebagai TKI itu tetap ada selama tokoh tsb ada.
Forum publik idealnya digunakan oleh tokoh untuk membuktikan atau menyatakan aksi kepedulian tersebut, daripada mengemukakan pendapat yang secara logika semua orang tahu.
Saya prihatin untuk Pa Habibie daripada pada ibu TKI.
Kenapa Pa Habibie seperti katak dalam tempurung ya..mungkin pengaruh lingkungan sosialnya yang secara finansial sudah mapan. Seolah kesannya kurang sesuai sebagai tokoh pemerhati bidang sosial - humanisme.
Ayo Pa Habibie belajar lebih giat lagi.
Jaya Indonesia.