Phnom Penh (ANTARA) - Kamboja mencatat 180 ekor bangau sarus (grus antigone) yang rentan secara global dalam sensus terbarunya sehingga terjadi peningkatan signifikan dari 156 ekor burung yang dicatat tahun lalu, demikian disampaikan Sekretaris Negara Kementerian Lingkungan Hidup Kamboja Neth Pheaktra pada Senin (31/7).
Sensus bangau sarus dilakukan oleh kementerian tersebut bekerja sama dengan NatureLife Cambodia, Wildlife Conservation Society (WCS), dan International Crane Foundation dari bulan Desember hingga Mei di berbagai daerah di seluruh Kamboja, ujarnya.
"Sensus terbaru ini mencatat jumlah burung bangau tertinggi pada bulan Februari yaitu 180 ekor," kata Pheaktra kepada Xinhua
"Angka baru tersebut menunjukkan sinyal positif dibandingkan dengan 156 bangau sarus yang dicatat pada sensus 2022 dan 161 bangau sarus pada sensus 2021," lanjutnya.
Bangau sarus merupakan burung terbang berbadan paling tinggi dengan tinggi dapat mencapai sampai 1,65 meter. Spesies ini dicantumkan dalam Daftar Merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature/IUCN) sebagai spesies rentan. Populasinya di dunia menurun dengan cepat akibat degradasi dan perusakan habitat lahan basah yang meluas, eksploitasi manusia, serta efek polutan dan racun.
Di Kamboja, bangau ini dapat ditemukan di Suaka Margasatwa Lumphat di Provinsi Mondulkiri dan Provinsi Ratanakiri, lanskap lindung Anlong Pring di Provinsi Kampot, dan lanskap lindung Boeung Prek Lapouv di Provinsi Takeo.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023