Sanur (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pernah menolak untuk menjadi Ketua Umum PD karena pertimbangan tertentu.
Dikatakan SBY dalam pidato politik pertamanya di Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Denpasar, Sabtu, sejak Anas Urbaningrum menyatakan berhenti dan konsep Plt ketua umum tak memungkinkan dalam rangkaian pemilu 2014, dirinya sudah 4 kali menggelar pertemuan untuk memikirkan siapa yang tepat untuk menjadi ketua umum sementara serta bagaimana mekanisme penentuannya.
"Berkali-kali saya katakan, janganlah saya yang menjadi ketum termasuk keluarga saya," kata SBY.
Tapi, kata SBY, perkembangannya dalam beberapa kali pertemuan, unsur pimpinan dan mayoritas kader PD bersepakat, apabila harus memilih ketua umum dilakukan secara teduh dan damai. Bahkan musyarah untuk mufakat, bukan pemungutan suara.
"Itu bulat tetapi yang belum bulat siapa yang paling tepat menjadi ketua umum. Bahkan, belum ketemu, ada perbedaan dan sebagian mulai kuatir dan kalau pemilihan dilepaskan ke floor akan terjadi benturan yang tidak diperlukan dan akan menambah masalah bagi partai.
Bahkan, kata SBY, 10 hari terakhir ini, "saya dengar, mayoritas menghendaki saya untuk sementara mempimpin partai ini sampai pulih seperti semula." Tetapi, SBY sendiri belum menyampaikan persetujuannya hingga kongres digelar.
"Dari dulu saya tak berniat jadi tidak jadi ketua umum. Pada saat Kongres 2005 dan 2010, saya persilakan kader lain menjadi ketua umum. Saya berpikir lebih tetap jadi Ketua Dewan Pembina karena saya ingin fokus dan prioritaskan menjalankan roda pemerintahan dan tugas-tugas kenegaraan," kata SBY
(Zul)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013