Pancasila itu turunan Rukun Islam, karena Ketuhanan Yang Maha Esa itu mirip syahadat, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab itu mirip shalat, dan seterusnya"
Surabaya (ANTARA News) - Akhir-akhir ini, sejumlah kalangan mempertentangkan Islam dengan Pancasila, terutama dalam kaitan polemik RUU Ormas, karena Pancasila dianggap akan "menggeser" Islam.
Namun bagi pendiri dan mantan Pemimpin Redaksi Republika, Zaim Uchrowi, Islam dan Pancasila itu tidak perlu dipertentangkan karena Pancasila itu sangat Islami.
"Pancasila itu turunan Rukun Islam, karena Ketuhanan Yang Maha Esa itu mirip syahadat, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab itu mirip shalat, dan seterusnya," katanya di Surabaya, Sabtu.
Penulis buku "Karakter Pancasila" yang menjabat Ketua Dewan Pengawas Perum LKBN Antara itu mengemukakan hal itu saat berbicara dalam sarasehan dalam rangka milad ke-19 Yayasan Yatim Mandiri bertajuk "Sinergi Membangun Kemandirian Anak Bangsa".
"Jadi, apakah Pancasila itu Islam atau tidak, atau Pancasila itu lebih rendah dari Islam, saya kira hal itu bukan hal penting, karena Pancasila itu sendiri sangat Islami," katanya dalam sarasehan yang juga menampilkan pakar ekonomi Islam Ari Moduto itu.
Zaim menjelaskan dua dari sembilan tim perumus Pancasila juga ulama, dan menyebut Islam dan Pancasila adalah "pintu sukses" karena sukses sangat ditentukan kebiasaan berdoa, bercita-cita, bekerja keras, bekerjasama, dan berhijrah.
"Berdoa itu dalam Pancasila ibarat Ketuhanan Yang Maha Esa dan dalam Islam ibarat syahadat, lalu bercita-cita dalam Pancasila ibarat Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sedangkan dalam Islam ibarat shalat," paparnya.
Di hadapan ratusan anak yatim dan donatur Yatim Mandiri dari Surabaya dan sekitarnya, ia menegaskan sukses itu bukan kaya seperti Menteri BUMN Dahlan Iskan, berkuasa seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyonno, terkenal seperti komedian Tukul Arwana, atau pintar seperti BJ Habibie.
"Sukses itu bermula dari doa, cita-cita, kerja keras, kerja sama, dan hijrah, tapi hasilnya berupa 5-B, yakni bertambah, berimbang, berkah, bahagia, dan berkelanjutan," demikian Zaim.
Oleh Edy M Ya`kub
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013