Jangan sampai anak-anak daerah menjadi penonton di wilayah sendiri.

Ambon (ANTARA) - Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku meminta mahasiswa untuk proaktif dalam mengawal dan mengawasi perkembangan lapangan abadi Blok Masela untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Maluku.

"Untuk generasi muda saat ini utamanya untuk mahasiswa di Maluku khususnya Unpatti untuk marilah kita menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk mengawal perkembangan Blok Masela. Terutama dalam proses penelitian bagi mahasiswa geologi,” ujar Ketua Pengelola Laboraorium Terpadu Pendukung Blok Masela Unpatti Erick Wattimena, di Ambon, Selasa.

Pasalnya, kata dia lagi, pemerintah pusat telah memberikan ruang, kesempatan dan fasilitas seperti laboratorium tersebut agar dapat meningkatkan SDM di Maluku melalui Universitas Pattimura itu sendiri.

“Jangan sampai anak-anak daerah menjadi penonton di wilayah sendiri. Pembentukan laboratorium ini juga salah satunya untuk melahirkan ahli-ahli dari Maluku. Agar ketika Blok Masela mulai beroperasi kita punya sumber daya yang mumpuni untuk ikut andil,” kata dia menjelaskan.

Untuk itu, saat ini pihaknya juga tengah gencar melakukan penelitian serta praktik kepada mahasiswa dengan jurusan yang sesuai dengan Blok Masela.

Tak hanya dari segi geofisika, lebih dari itu pihaknya juga melibatkan sembilan fakultas yang ada untuk ikut andil dalam upaya mengawal, mengkaji, dan meneliti Blok Masela untuk kepentingan masyarakat Maluku ke depan.

"Bukan hanya untuk mahasiswa, tapi laboratorium ini juga akan melibatkan pemangku kepentingan terkait untuk mempresentasikan hasil kajian-kajian kami yang berdampak pada masyarakat," kata Erick.

Sementara itu diberitakan sebelumnya PT Pertamina Hulu Energi (PHE) bekerjasama dengan Petronas telah mengambil alih pengelolaan lapangan abadi Blok Masela, dengan mengakuisisi 35 persen Participating Interest (PI) milik Shell Upstream Overseas Services Ltd (SUOS).

"Blok Masela memiliki peran strategis dalam industri hulu migas nasional. Dan Blok Masela menjadi salah satu tulang punggung dalam meningkatkan produksi minyak dan gas untuk mendukung keberlanjutan pembangunan dan tumbuhnya industri nasional pengguna gas di Tanah Air," ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangan tertulisnya.

PHE mengambil alih 20 persen PI dan Petronas 15 persen PI. Masuknya Pertamina dan Petronas diharapkan dapat mengakselerasi proyek Blok Masela yang berjalan lambat sejak disetujuinya Revisi Pertama POD Masela di 2019.

Dwi mengatakan, Blok Abadi Masela memiliki cadangan gas yang luar biasa yang saat ini adalah yang terbesar di Indonesia.

"Dari lapangan ini akan diproduksi 9.5 million metric tonnes per annum (MMTPA) LNG, 150 million standard cubic feet per day (MMSCFD) gas pipa, dan 35,000 barel/hari kondensat sehingga menjadi tulang punggung bagi peningkatan produksi migas nasional untuk mencapai target 2030 yang telah ditetapkan yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD),” kata Dwi.

Dwi menyebut, dampak efek berganda dari proyek abadi Masela juga akan dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat daerah, antara lain PI 10 persen untuk pemerintah daerah, serta pembangunan kilang secara onshore akan turut mendukung menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi pada perekonomian di daerah serta meningkatkan ekonomi masyarakat sekitarnya.
Baca juga: Pengelolaan Blok Masela oleh PHE diyakini gerakkan ekonomi KTI
Baca juga: Unpatti siapkan tim kajian potensi dan dampak operasi Blok Masela

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023