Harga minyak berada di jalur untuk mencapai harga tertinggi 2023 dalam pandangan kami.
Singapura (ANTARA) - Harga minyak sedikit berubah di awal perdagangan Asia pada Selasa pagi, mendekati level tertinggi tiga bulan yang dicapai pada Senin (31/7), di tengah tanda-tanda pengetatan pasokan global karena produsen menerapkan pengurangan produksi dan permintaan yang kuat di Amerika Serikat, konsumen bahan bakar terbesar di dunia.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober turun 13 sen atau 0,15 persen, menjadi diperdagangkan di 85,30 dolar AS per barel pada pukul 01.35 GMT. Brent bulan depan (September) menetap di level tertinggi sejak 13 April pada Senin (31/7).
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September diperdagangkan di 81,69 dolar AS per barel, melemah 11 sen atau 0,1 persen dari penyelesaian sesi sebelumnya yang tertinggi sejak 14 April.
"Harga minyak berada di jalur untuk mencapai harga tertinggi 2023 dalam pandangan kami. Pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) Jumat ini (4/8) adalah katalis potensial untuk prospek di mana kami memperkirakan pemotongan pasokan sukarela Arab Saudi akan diperpanjang sebulan lagi," kata Analis National Australia Bank dalam catatan Selasa.
Para analis memperkirakan Arab Saudi akan memperpanjang pengurangan produksi minyak sukarela sebesar 1 juta barel per hari untuk satu bulan lagi termasuk September buat memberikan dukungan tambahan bagi pasar selama pertemuan virtual dengan produsen utama lainnya yang ditetapkan pada Jumat (4/8).
Pada Juni, OPEC dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+ menyetujui kesepakatan luas untuk membatasi pasokan minyak hingga tahun 2024, dan Arab Saudi menjanjikan pemotongan sukarela tambahan untuk Juli. Pada 3 Juli, Arab Saudi mengatakan pemotongan itu akan mencakup Agustus, menambahkan bahwa itu dapat diperpanjang lebih lanjut.
Pemotongan Arab Saudi turun sedikit dari target, dengan produksi turun 860.000 barel per hari pada Juli, sementara total produksi dari OPEC turun 840.000 barel per hari, sebuah survei Reuters menunjukkan pada Senin (31/7).
Data yang menunjukkan pengurangan pasokan bertepatan dengan angka AS yang dirilis pada Senin (31/7) menunjukkan permintaan bahan bakar naik menjadi 20,78 juta barel per hari pada Mei, tertinggi sejak Agustus 2019. Data dari Badan Informasi Energi juga menunjukkan permintaan bensin, dinyatakan sebagai produk yang dipasok ke pasar. melonjak menjadi 9,11 juta barel per hari, tertinggi sejak Juni 2022.
Stok minyak mentah dan bensin AS diperkirakan turun minggu lalu, menurut jajak pendapat Reuters yang memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah turun sekitar 900.000 barel dalam seminggu hingga 28 Juli.
Baca juga: Minyak turun di Asia, tapi di berada jalur kenaikan bulanan terbesar
Baca juga: Minyak sentuh tertinggi baru tiga bulan karena pengetatan pasokan
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023