Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani mengingatkan para mahasiswa maupun pemuda untuk cermat dalam memilih calon pemimpin pada Pemilihan Umum 2024.
"Itu sebabnya penting bagi rakyat Indonesia, termasuk adik-adik, untuk cermat dalam memilih pemimpin. Jangan sampai salah memilih pemimpin karena itu akan berimplikasi pada program kerja yang dijalankan oleh pemerintah yang berkuasa nantinya," kata Muzani dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin.
Hal itu disampaikan Muzani dalam acara sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Al Irsyadi, Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Senin.
Dia mengatakan bahwa program pemerintah yang nantinya akan dijalankan adalah janji-janji yang disampaikan selama masa kampanye.
"Jadi, siapa nanti yang akan terpilih maka itu yang akan jadi program kerja pemerintah, termasuk soal IKN itu bergantung dari masing-masing calon presiden," ujarnya.
Selain itu, lanjut Muzani, proses politik pada pemilu menjadi penting karena akan menentukan arah pembangunan bangsa ke depan.
"Jangan sampai pada usia 100 tahun Indonesia merdeka masih ada stunting. Kita berharap itu tidak ada," tuturnya.
Untuk itu, Muzani berharap pemimpin Indonesia mendatang harus betul-betul menjalankan amanat Pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat."
"(Tahun) 2024 nanti kita harus mencari pemimpin yang bisa menciptakan apa yang menjadi amanat dari Pasal 33 ini. Itu semua demi terciptanya keadilan dan kemakmuran," ucapnya.
Muzani mengingatkan pula agar perbedaan pilihan politik pada pemilu tidak sampai menjadi sumbu perpecahan sebab perbedaan adalah hal yang wajar dalam iklim demokrasi.
"Meskipun kita beda pilihan jangan sampai kita terpecah. Itu sebabnya 14 Februari 2024 kita boleh beda tapi selalu bawa pesan persatuan," katanya.
Terakhir, dia berbicara pentingnya pemahaman atas Empat Pilar Kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika untuk terus disosialisasikan sebagai pondasi dasar dalam berbangsa dan bernegara.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023