Ketika anak-anak ini punya masalah, ya sebaiknya orang tuanya itu, ibunya dan ayahnya menjadi orang pertama yang harusnya menjadi tempat dia untuk diskusi

Mojokerto (ANTARA) - Bupati Mojokerto, Jawa Timur Ikfina Fahmawati meminta kepada orang tua supaya bisa melindungi dan menjaga anak-anak mereka baik secara fisik maupun ketika berada di dunia maya agar terhindar dari dampak negatif yang ditimbulkan.

"Anak-anak di era digital saat ini dapat terbuka dengan orang tua. Orang tua dapat menerapkan empat prinsip pengasuhan, yakni menerima, menghargai, menguatkan, dan menjaga serta melindungi anak-anaknya," katanya saat membuka pelatihan pola asuh anak dan remaja di era digital (PAAREDI) bagi ketua TP PKK Desa dan PokJa I se-Kecamatan Jetis, Senin.

Bupati Ikfina mengimbau dalam menerapkan pola asuh anak orang tua harus bisa menjadi tempat keluh kesah dan tempat perlindungan bagi anak-anaknya.

"Ketika anak-anak ini punya masalah, ya sebaiknya orang tuanya itu, ibunya dan ayahnya menjadi orang pertama yang harusnya menjadi tempat dia untuk diskusi," ucap Ikfina.

Ia mengatakan, dalam mengasuh anak dan remaja sebagai orang tua dapat menerima segala kekurangan dan kelebihan dari masing-masing anaknya.

Baca juga: Keberadaan Duta Damai Dunia Maya sesuai dengan amanat RAN PE

"Harus bisa menerima anak kita apa adanya, jangan sampai sebagai orang tua membandingkan dengan anak-anak yang lain atau mungkin membandingkan anak yang satu dengan yang lain, itu tidak boleh," ujarnya.

Setelah dapat menerima segala kondisi anak, lanjut Ikfina, orang tua juga harus bisa menghargai anaknya dan tidak perlu menunggu anak tersebut berprestasi.

"Dihargai itu tidak harus dia berprestasi, dia berbuat sesuatu yang sederhana pun itu butuh dihargai, sehingga dia merasa bahwa dia itu berarti untuk orang tuanya tidak hanya diterima tapi membanggakan," ucapnya.

Ia menjelaskan, dalam mengasuh anak, sebagai orang tua juga harus bisa menguatkan anaknya ketika seorang anak memiliki masalah, sebagai orang tua harus menjadi orang pertama untuk diajak berdiskusi terkait dengan masalah yang dialami anak tersebut.

"Kalau kemudian dia tidak mau bicara sama orang tuanya maka orang tua wajib introspeksi," bebernya.

Baca juga: BNPT: Generasi muda harus sebarkan pesan damai di dunia maya

Selain itu, kata dia, dalam menjaga dan melindungi anak terdapat beberapa tahapan interaksi lingkungan yang mempengaruhi pembentukan karakter anak di masa yang akan datang.

Seperti ketika anak usia 0 hingga 1 tahun ini menjadi momen seorang anak belajar percaya dengan orang lain. Selanjutnya, pada usia 1 sampai 3 tahun, sebagai momen pembentukan karakter anak.

"Seorang ibu punya peran yang sangat penting, agar bisa membentuk karakter anak, bisa menjadi percaya diri,” ucapnya.

Selanjutnya, ketika anak menginjak usia 3 hingga 6 tahun, sebagai momen untuk anak dapat lebih inisiatif, maka sebagai orang tua wajib mengarahkan dan mendukung terhadap hal-hal yang baik dan positif.

Sedangkan pada usia 6 sampai 12 tahun, merupakan masa anak untuk lebih produktif dan ketika pada usia 12 tahun ke atas menjadi momen anak memasuki masa remaja dan mulai mencari jati diri serta membutuhkan pengakuan dari orang lain. Maka, ketika anak beranjak memasuki usia remaja agar orang tua dapat memastikan anaknya berada pada kelompok yang baik.

"Sebagai orang tua kita tidak boleh tidak peduli, karena Allah SWT menitipkan anak-anak kepada kita dalam keadaan bersih, sehingga apa saja yang dilakukan anak, orang tua harus tahu," katanya.

Ia berharap pelaksanaan PAAREDI kali ini dapat menjadi momen orang tua dapat melakukan evaluasi terhadap pola asuh yang sudah diterapkan selama ini.

"Tentu semua orang tua yakin bisa menjadi orang tua yang baik dan semua orang tua ingin menjadi orang tua yang baik, akan tetapi belum tentu semua orang tua bisa berperan sebagai orang tua yang benar," katanya.

Baca juga: Sekjen PBB serukan upaya redam kebencian di dunia maya
Baca juga: Pentingnya penegakan etika dalam beraktivitas di dunia maya

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023