Kita sedang dorong populasi UMKM itu bisa 3 juta tahun iniJakarta (ANTARA) - BUMN bidang jasa, kurir, logistik PT Pos Indonesia (Persero) berhasil mengajak 1,5 juta pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bergabung ke platform digital Pos Aja per Juli 2023.
“Kita sudah 1,5 juta pengguna UMKM. Kita sedang dorong populasi UMKM itu bisa 3 juta tahun ini,” kata Direktur Bisnis Kurir dan Logistik Pos Indonesia Siti Choirina kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Pelaku UMKM yang telah tergabung memiliki beraneka usaha mulai dari usaha kuliner, fasyen hingga produk kriya yang didominasi oleh pelaku yang berada di Pulau Jawa.
Siti Choirina menuturkan Pos Indonesia sebagai penyedia layanan logistik tertua di Indonesia itu ingin pelaku UMKM lebih cepat mengadopsi layanan digital bernama Pos Aja agar UMKM bisa lebih cepat naik kelas.
Pihaknya pun memiliki champion team yang memang bertugas untuk mendekati pelaku UMKM. Tim tersebut bersama sejumlah pihak terkait, dijelaskannya, bertugas untuk memberi pelatihan mengenai penjualan daring mulai dari cara bertransaksi di e-commerce, memasarkan produk hingga mengurus sertifikat halal.
“Kita bantu mengurus sertifikat halal karena kita punya ULBI (Universitas Logistik dan Bisnis Internasional) yang juga berfungsi untuk mengeluarkan sertifikasi halal. Bisa dibantu sampai keluar sertifikat,” ucap wanita yang akrab disapa Ana.
Tak hanya itu, Pos Indonesia juga menawarkan layanan gudang atau warehouse sebagai solusi bagi para UMKM yang selama ini kesulitan menata produknya karena tidak memiliki gudang khusus di rumah.
“Ketika mereka menggunakan layanan warehouse dari Pos Indonesia, kita pastikan produknya aman dan kualitasnya tetap terjaga. Ini juga memudahkan UMKM untuk melakukan pengiriman, ketika ada pesanan langsung dikirim dari gudang kita,” jelasnya.
Lebih lanjut Ana menyampaikan Pos Indonesia melalui Pos Aja turut menyiapkan pelaku UMKM untuk mampu menyasar pasar internasional. Memanfaatkan ratusan hub luar negeri Pos Indonesia yang terintegrasi dengan 228 negara, Pos Indonesia memberikan pelatihan khusus bagi pelaku UMKM agar lebih memahami aturan perdagangan internasional.
“Kalau tidak ada yang mengajari, mereka merasa rumit. Contoh kirim abon kan ada aneka bahan. Jika hanya mengirim produk keterangan abon saja akan ditolak, harus disebutkan abon apa karena di beberapa negara ada yang menolak impor olahan ikan dan sebagainya,” jelasnya.
Baca juga: Pos Indonesia menjamin validitas penyaluran Bansos Sembako dan PKH
Baca juga: MA gandeng PT Pos tangani pengiriman dokumen peradilan
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023