Jakarta (ANTARA) - Peneliti program studi Energy Business Technology Sekolah Sains, Teknologi, Rekayasa dan Matematika (STEM) Terapan Universitas Prasetiya Mulya, Setiawan, mengatakan mahasiswa perlu dilibatkan untuk memperkuat riset di kampus.

“Mahasiswa dari berbagai latar belakang perlu dilibatkan agar dapat menghasilkan produk riset yang baik. Ini juga merupakan salah satu program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek,” ujar Setiawan di Jakarta, Senin.

Dalam proyek penelitian energi terbarukan dan kesehatan, pihaknya menggandeng puluhan mahasiswa dari berbagai latar belakang. Riset yang sedang dikembangkan timnya terkait alat uji untuk kerja turbin angin yang bersifat modular sehingga dapat meningkatkan fleksibilitas dalam instalasi.

Proyek penelitian terowongan angin atau wind tunnel tersebut mengolaborasikan analisa keseragaman aliran, sistem kendali otomatis kecepatan putaran kipas, pengukuran dan akuisisi data (torsi, kecepatan angin, dan power output), serta pembuatan GUI yang user friendly.

Baca juga: Robustea, teh dari kulit buah kopi yang kaya rasa

Baca juga: Prasetya Mulya: Pembelajaran hibrida langkah adaptif perubahan zaman

"Riset ini dibiayai oleh program Matching Fund Kedaireka 2023 dan mitra kami PT Semesta Energy Services," kata dia.

Dalam proyek multi disiplin tersebut, mahasiswa yang berasal dari berbagai latar belakang dapat mencari berbagai sumber referensi. Mahasiswa juga diajak untuk terbiasa berkolaborasi dengan mahasiswa lainnya.

“Ada mahasiswa yang berfokus pada bagian desain 3D dari wind tunnel, ada yang fokus di bagian komputasi untuk simulasi aliran fluida, bahkan ada yang membantu dari sisi manajemen demi menjamin tercapainya target sesuai lini masa yang ditentukan, serta memastikan koordinasi antar divisi riset berjalan dengan baik,” kata dia.

Peneliti lainnya, Agung Alfiansyah mengatakan pihaknya juga menggandeng mahasiswa untuk memperkuat riset platform kolaboratif antar rumah sakit untuk deteksi pneumonia.

Pneumonia cukup banyak diderita penduduk Indonesia terutama di kalangan anak-anak. Diagnosis dini dan penanganan yang baik bisa membantu mempercepat proses penyembuhan penyakit tersebut.

"Kami mengembangkan sebuah sistem berbasis kecerdasan buatan untuk menyelesaikan masalah tersebut secara cepat dan teliti dengan melatih sistem komputer menggunakan data radiologis pasien yang diperoleh dari dari berbagai rumah sakit, melalui platform kolaborasi yang dikembangkan," kata Agung.

Melalui platform tersebut, informasi data pasien yang disimpan di dalam sistem dan merupakan data sensitif bisa dijaga kerahasiaannya tanpa mengurangi kualitas dan realibilitas dari sistem AI yang dikembangkan.

Proyek penelitian lainnya yakni intervensi asisten komputer untuk kateterisasi jantung. Proyek tersebut bertujuan untuk membantu para dokter spesialis penyakit jantung melakukan operasi jantung.

Sebelum operasi dilakukan, para dokter bisa mengidentifikasi terlebih dahulu sumbatan pembuluh darah yang merupakan target yang akan dicapai. Selama operasi dilakukan para dokter akan dipandu oleh satu sistem visual yang mengarahkan kateter jantung menuju target tersebut.

“Agar navigasi bisa dilakukan secara baik, maka diperlukan teknik yang bisa digunakan untuk menggabungkan data sebelum dan pada saat operasi dilakukan,” kata Agung.

Sistem navigasi pada saat operasi tersebut dapat memandu intervensi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat, sehingga mengurangi resiko infeksi, paparan radiasi sinar-X, mempercepat proses penyembuhan pasien dan menurunkan biaya yang harus ditanggung pasien.*

Baca juga: Taman Wisata Alam Mangrove Angke ditanami 1.454 mangrove

Baca juga: Tingkatkan daya saing SDM Indonesia, UPM gelar Study Abroad Day 2019

Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023