Yogyakarta (ANTARA News)-Museum Pagelaran dan Siti Hinggil Keraton Ngayogyakarta Hadiningkrat pada hari libur Paskah, Jumat, dipadati wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Hari ini kami terpaksa memperpanjang jam operasi yang seharusnya hanya sampai jam 14.00 WIB kami sesuaikan dengan pengunjung yang masih berdatangan. Kami batasi sampai jam 16.00 WIB," kata Tepas Keprajuritan Wisata Keraton Ngayogyakarta Hadiningkrat, Didik di Yogyakarta.
Dia mengatakan jumlah pengunjung hingga pukul 14.00 WIB telah mencapai 1.000 orang dengan pendapatan penjualan tiket mencapai Rp4 juta.
Jumlah itu meningkat 50 persen dibandingkan jumlah pengunjung pada hari-hari biasa yang rata-rata mencapai 400 hingga 500 pengunjung per hari dengan rata-rata pendapatan penjualan tiket mencapai Rp900 ribu hingga Rp1 juta.
Selanjutnya, menurut Didik jumlah wisatawan masih akan semakin meningkat pada hari Sabtu dan Minggu mendatang yang diperkirakan mencapai 1.500 hingga 2.000 pengunjung.
"Kalau Sabtu dan Minggu kemungkinan lebih banyak lagi dari hari ini, karena kebanyakn wisatawan untuk hari pertama libur biasanya baru berangkat,"katanya.
Namun demikian, kata dia, untuk jumlah wisatawan mancanegara masih sedikit dengan jumlah hanya mencapai 44 orang atau 10 persen dari keseluruhan pengunjung.
"Kalau wisatawan mancanegara, biasanya ramai pada bulan Agustus hingga Januari ," katanya.
Pengunjung yang datang pada hari ini bukan hanya berasal dari Pulau Jawa melainkan juga dari luar Jawa dengan kategori keluarga dan pelajar.
"Mulai tahun 2011 pengunjung luar Jawa mulai gencar meminati wisata keraton utamanya dari Daerah Jambi, Sulawesi, dan Kalimantan," katanya.
Hingga saat ini, tiket masuk masih dijual dengan harga Rp5.000 untuk wisatawan domestik dan Rp7.000 untuk wisatawan mancanegara.
Museum Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki koleksi antara lain relief mengenai perjuangan Pangeran Mangkubumi, serta relief tentang perjuangan Sri Sultan Hamengku Buwono.
Selain itu, juga terdapat koleksi foto serta lukisan Sultan terdahulu, kereta, pakaian adat serta peralatan upacara dan tempat penobatan raja.***3***
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013