Padang (ANTARA) - Akademisi sekaligus ahli filologi dari Universitas Leiden Surya Suryadi mengingatkan pemerintah untuk merawat ratusan benda bersejarah yang akan dikembalikan pemerintah Belanda kepada Indonesia dalam waktu dekat.
"Pengembalian ini bagus, sepanjang benda-benda tersebut memang diperlakukan dan disimpan dengan baik di Indonesia," kata akademisi sekaligus ahli filologi dari Universitas Leiden Surya Suryadi di Padang, Senin.
Akademisi kelahiran 15 Februari 1965 di Kabupaten Padang Pariaman tersebut khawatir jika benda bersejarah yang sudah berusia ratusan tahun tersebut justru tidak bisa dirawat dengan baik setibanya di Tanah Air.
"Jangan sampai benda yang sudah disimpan ratusan tahun, namun ketika kembali ke Indonesia kualitasnya malah berkurang, rusak dan sebagainya," kata dia mengingatkan.
Baca juga: Belanda siap kembalikan 472 benda peninggalan sejarah kepada Indonesia
Baca juga: Belanda siap kembalikan benda bersejarah dari daerah bekas jajahan
Menurut alumnus Universitas Andalas tersebut, permintaan pengembalian barang-barang bersejarah asal Indonesia kepada pemerintah Belanda, sejatinya telah muncul pada tahun 1950-an.
Oleh karena itu, dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak antara Indonesia dan Belanda terkait pengembalian 400 lebih barang-barang bersejarah, menjadi momentum penting untuk terus menjaga dan merawat ratusan barang peninggalan sejarah.
Ia mengatakan di Belanda museum sudah menjadi bagian penting dalam tata kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, barang-barang bersejarah yang ditempatkan di museum dirawat dengan baik termasuk memerhatikan suhu ruangan.
"Saya berharap benda-benda ini dijaga dengan baik," ujar dia.
Belanda menyatakan siap mengembalikan 472 objek benda budaya penting peninggalan sejarah yang dibawa secara tidak sah dan diperoleh secara paksa atau dengan penjarahan selama masa kolonial kepada Indonesia.
Benda-benda budaya yang dikembalikan antara lain "harta karun Lombok", empat arca Singasari, sebilah keris dari Klungkung, Bali, dan 132 benda seni rupa modern dari Bali yang dikenal sebagai koleksi Pita Maha.
Benda-benda tersebut saat ini menjadi koleksi Museum Nasional Kebudayaan Dunia di Leiden dan Rijksmuseum di Amsterdam, Belanda.*
Baca juga: Raja Belanda kembalikan keris Pangeran Diponegoro ke Presiden Jokowi
Baca juga: Yayasan Westerlaken Belanda kembalikan tombak puputan Klungkung
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023