Pendidikan yang berkelanjutan dengan menciptakan akses seluas-luasnya kepada semua atas pendidikan berkualitas merupakan tugas dan tanggung jawab bersama

Jakarta (ANTARA) - Perkumpulan Sekolah Satuan Pendidikan Kerja sama (SPK) Indonesia mendukung terwujudnya transformasi pendidikan yang berkelanjutan demi mampu mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.

“Pendidikan yang berkelanjutan dengan menciptakan akses seluas-luasnya kepada semua atas pendidikan berkualitas merupakan tugas dan tanggung jawab bersama,” kata Ketua Perkumpulan Sekolah SPK Indonesia Haifa Segeir dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Salah satu wujud dukungan SPK Indonesia untuk mendukung transformasi pendidikan yang berkelanjutan adalah dengan terselenggaranya Konvensi Tahunan SPK Indonesia Ke-6 di Green School Bali pada 27-28 Juli 2023.

Konvensi bertema "SPK untuk Pendidikan yang Berkelanjutan, Pendidikan yang Inklusif dan Merata Bagi Semua ini" dihadiri sebanyak 250 peserta dari Indonesia dan beberapa negara seperti Inggris, Australia, Malaysia, dan Singapura.

Baca juga: Kemendikbud: Transformasi lewat Merdeka Belajar butuh gotong-royong

Konvensi yang dinilai sebagai ajang saling mendorong upaya kolektif untuk transformasi pendidikan di Indonesia ini juga sejalan dengan program Kemendikbudristek yakni Kurikulum Merdeka.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbudristek Iwan Syahril yang hadir secara daring mengatakan implementasi Kurikulum Merdeka mendorong capaian tema pendidikan yang inklusif dan merata.

Iwan menjelaskan Kurikulum Merdeka yang berpusat pada anak mampu menumbuhkan kecintaan pada proses belajar serta penguatan Profil Manusia Pancasila yang akan menjadi bekal penting bagi dalam tumbuh dan berkembang.

“Mereka akan tumbuh dalam ketersediaan pengetahuan dan teknologi yang dapat diakses secara mandiri,” ujarnya.

Baca juga: Kemendikbudristek-Komisi X DPR sosialisasi Kurikulum Merdeka di Jepara

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo yang juga hadir melalui daring menuturkan Kurikulum Merdeka ingin mendorong pemaknaan terhadap proses belajar.

Sebagai contoh, dalam literasi yang harus dikejar bukan hanya kemampuan membaca, tapi juga pemaknaan terhadap isi teks yang dibaca.

“Hasil diskusi pada konvensi ini akan dijadikan bahan masukan yang berharga untuk arah kebijakan pendidikan di Indonesia,” kata Anindito.

Sementara itu untuk tuan rumah konvensi ke-7 yang akan diselenggarakan pada 8 sampai 11 Oktober 2024 adalah Australian Independent School (AIS) Jakarta.

Baca juga: Kemendikbud: Merdeka Belajar atasi miskonsepsi pembelajaran di PAUD

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023