Paris (ANTARA News) - Presiden Prancis, Francois Hollande, mengatakan Prancis akan mengurangi jumlah tentaranya di Mali menjadi 2.000 paling lambat pada Juli dan menjadi 1.000 pada penghujung tahun ini.
"Kami telah mencapai sasaran kami: untuk menghentikan serangan teror dan menaklukkan kota besar yang telah mereka duduki," katanya dalam wawancara langsung dengan stasiun televisi France 2 pada Kamis (28/3) yang dikutip kantor berita Xinhua.
Ia juga mengatakan ingin melihat "pemilihan umum di Mali sebelum akhir Juli" dan "semua pihak dalam masyarakat Mali harus terwakili".
Sebelumnya Prancis telah menyeru Dewan Keamanan PBB, yang memiliki 15 anggota, untuk menggolkan satu resolusi pada April guna menyiapkan pasukan pemelihara perdamaian yang bisa menggantikan tentara Prancis pada Juli.
Prancis, yang memimpin campur tangan militer untuk mengamankan Mali utara dari jaringan gerilyawan Al-Qaida, ingin menarik tentaranya dan menyerahkan kepada pasukan Afrika, yang dikenal dengan nama AFISMA, dan selanjutnya akan menjadi misi pemelihara perdamaian PBB.
Saat ini AFISMA memiliki sebanyak 6.300 prajurit dari negara Afrika Barat dan Chad.
Penerjemah : Chaidar Abdullah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013