Senin pagi, indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1 persen
Sydney (ANTARA) - Saham-saham Asia tampaknya akan mengakhiri bulan ini dengan catatan kuat pada Senin, dalam sepekan yang dipenuhi dengan rilis data ekonomi utama, rapat bank sentral, dan pembaruan pendapatan dari mega kapitalisasi Amazon dan Apple, meskipun kenaikan imbal hasil obligasi Jepang merupakan risiko.
Dorongan awal untuk saham positif menyusul data AS pada Jumat (28/7/2023) yang menunjukkan pelonggaran biaya upah dan inflasi inti, memicu harapan bahwa Federal Reserve telah selesai melakukan pengetatan.
"Data mengejutkan meningkatkan kepercayaan bahwa inflasi inti global - misalnya China - akan turun tajam dan mengatur jeda kebijakan bank-bank sentral pasar maju dan pelonggaran pasar negara berkembang sekalipun pertumbuhan tetap kuat," kata Bruce Kasman, kepala penelitian ekonomi di JPMorgan.
Angka-angka yang akan dirilis minggu ini termasuk survei ISM AS untuk sektor manufaktur dan jasa, laporan penggajian Juli, dan inflasi Eropa. Survei pabrik China akan dirilis pada Senin.
Bank Sentral Inggris secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga setidaknya seperempat poin, tetapi pasar lebih terpecah atas apakah Bank Sentral Australia akan menaikkan suku bunga atau tetap bertahan.
Hampir 30 persen dari hasil laporan keuangan S&P 500 minggu lalu dan, sejauh ini, pendapatannya cukup baik untuk melihat indeks memperpanjang kenaikannya menjadi 10 persen sejak awal Juni.
S&P 500 berjangka menambahkan 0,1 persen lagi pada Senin pagi, membawa kenaikannya untuk Juli menjadi hampir 3,0 persen, dengan Nasdaq berjangka naik 0,2 persen.
Apple Inc dan Amazon.com keduanya melaporkan pada Kamis (3/8/2023), sementara nama-nama terkenal lainnya yang akan melaporkan hasil pendapatan termasuk Western Digital Corp, Caterpillar Inc, Starbucks Corp, dan Advanced Micro Devices.
Pasar Asia juga memiliki tren yang lebih tinggi, dengan indeks acuan China menikmati lonjakan 4,5 persen minggu lalu di tengah harapan lebih banyak stimulus dari Beijing.
Senin pagi, indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1 persen, setelah naik 4,9 persen sepanjang Juli untuk mencapai level tertinggi lima bulan.
Nikkei Jepang naik 1,0 persen untuk mengambil kembali level 33.000 dan mendorong lebih dekat ke puncak tiga dekade baru-baru ini.
Investor masih mempertimbangkan implikasi dari keputusan mengejutkan Bank Sentral Jepang (BoJ) pada Jumat (28/7/2023) untuk mengangkat pembatasan imbal hasil obligasi, selangkah lagi dari kebijakan ultra-longgarnya.
Analis di BofA memperkirakan pembelian obligasi BoJ menambahkan 1,3 triliun dolar AS ke likuiditas global dalam 18 bulan terakhir dan memberikan dasar yang rendah untuk suku bunga global, sehingga setiap kenaikan berkelanjutan dalam imbal hasil obligasi pemerintah Jepang dapat mempengaruhi pasar obligasi lainnya.
Imbal hasil 10-tahun Jepang naik lebih lanjut menjadi 0,6 persen pada Senin, masih di bawah batas baru 1,0 persen dan membatasi dorongan untuk yen. Sementara yen awalnya menguat karena langkah BoJ, namun segera berbalik arah, dan dolar naik dari 138,05 yen ke level 141,18 pada akhir Jumat (28/7/2023).
Pada Senin pagi, dolar turun sedikit pada 140,78 yen, dengan investor masih tampak senang menjalankan carry trades, atau posisi yang didanai yen dalam mata uang berimbal hasil lebih tinggi.
"Tindakan Jumat (28/7/2023) paling baik dilihat sebagai upaya untuk mencegah gelombang baru aktivitas carry trade yang melemahkan yen, dengan setidaknya berhenti menahan tekanan agar imbal hasil 10 tahun naik di atas 0,5 persen," kata Ray Attrill, kepala strategi valas di National Australia Bank, dikutip dari Reuters.
"Namun, tindakan Jumat (28/7/2023) gagal memberikan katalis untuk pembalikan sekuler dari pelemahan yen."
Euro juga telah pulih dari kemunduran sebelumnya menjadi 155,17 yen, sementara stabil di 1,1026 dolar setelah beberapa ayunan liar pekan lalu.
Baca juga: Saham Eropa dibuka turun karena pendapatan beragam, imbal hasil naik
Baca juga: Saham Asia di tertinggi 5 bulan dipicu harapan kenaikan Fed berakhir
Baca juga: Saham Asia di tertinggi 5 bulan dipicu harapan kenaikan Fed berakhir
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023