... Tiada kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang merelakan nyawanya untuk sahabatnya... "Yogyakarta (ANTARA News) - Ribuan umat Katolik di Yogyakarta dan sekitarnya, memadati Gereja Santo Antonius Kotabaru, Yogyakarta, untuk misa kudus perayaan Kamis Putih. Pada Kamis Putih itulah Yesus Kristus untuk terakhir kalinya berkumpul dengan ke-12 rasul-Nya dan melaksanakan perjamuan kudus terakhir sebelum Dia wafat di kayu salib.
Kamis Putih menjadi awal masa penting kristiani, yaitu Minggu Paskah, saat penggenapan janji penebusan Allah Bapa digenapi melalui kebangkitan Putera-Nya, Yesus Kristus, yang wafat di Bukit Golgota, pada Jumat Agung.
Ribuan umat Katolik itu bahkan sampai meluber ke luar halaman dan jalan di sekitar Gereja Santo Antonius Kotabaru, Yogyakarta.
Dalam perayaan tersebut dikisahkan kembali dan diperagakan peristiwa saat Jesus membasuh kaki ke-12 murid-Nya sebelum melakukan perjamuan terakhir. Pesan dari prosesi itu adalah agar gembala tetap sederhana dan rendah hati di hadapan umat serta agar penggembala tetap bersih rohaninya.
Setelah melakukan jamuan santap malam, Jesus bersama dengan para murid-Nya yang sedang berada di Taman Getsemani kemudian ditangkap dan akhirnya difitnah dan dijatuhi hukuman mati dengan disalibkan di Gunung Golgota.
Perayaan misa yang mendapat pengamanan sejumlah personel berseragam maupun preman dari Polresta Yogyakarta dan Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut berlangsung lancar dan aman.
Imam yang memimpin perayaan misa Kamis Putih mengajak umat Kristiani berani mengasihi sesama dengan tulus iklas dan bersikap melayani seperti yang telah diteladankan Jesus Kristus
Menurut dia, Jesus Kristus yang telah membagikan kasihNya hingga rela menderita sengsara dan mati di kayu salib, semestinya juga menggugah umat kristiani untuk lebih berani membela mereka yang tertindas dan papa.
Ia mengatakan, dengan mencintai sesama dengan tulus dan iklas maka umat kristiani telah mengamalkan dan melanjutkan karya-karya penyelamatan Jesus Kristus.
"Jesus sendiri telah bersabda: Tiada kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang merelakan nyawanya untuk sahabatnya; maka marilah kita kembali merefleksi diri apakah selama ini kita masih terlalu egois dan tidak pernah peduli sekitar kita? ini saatnya bagi kita untuk semakin dapat mengamalkan cinta kasih," katanya. (*)
Ribuan umat Katolik itu bahkan sampai meluber ke luar halaman dan jalan di sekitar Gereja Santo Antonius Kotabaru, Yogyakarta.
Dalam perayaan tersebut dikisahkan kembali dan diperagakan peristiwa saat Jesus membasuh kaki ke-12 murid-Nya sebelum melakukan perjamuan terakhir. Pesan dari prosesi itu adalah agar gembala tetap sederhana dan rendah hati di hadapan umat serta agar penggembala tetap bersih rohaninya.
Setelah melakukan jamuan santap malam, Jesus bersama dengan para murid-Nya yang sedang berada di Taman Getsemani kemudian ditangkap dan akhirnya difitnah dan dijatuhi hukuman mati dengan disalibkan di Gunung Golgota.
Perayaan misa yang mendapat pengamanan sejumlah personel berseragam maupun preman dari Polresta Yogyakarta dan Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut berlangsung lancar dan aman.
Imam yang memimpin perayaan misa Kamis Putih mengajak umat Kristiani berani mengasihi sesama dengan tulus iklas dan bersikap melayani seperti yang telah diteladankan Jesus Kristus
Menurut dia, Jesus Kristus yang telah membagikan kasihNya hingga rela menderita sengsara dan mati di kayu salib, semestinya juga menggugah umat kristiani untuk lebih berani membela mereka yang tertindas dan papa.
Ia mengatakan, dengan mencintai sesama dengan tulus dan iklas maka umat kristiani telah mengamalkan dan melanjutkan karya-karya penyelamatan Jesus Kristus.
"Jesus sendiri telah bersabda: Tiada kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang merelakan nyawanya untuk sahabatnya; maka marilah kita kembali merefleksi diri apakah selama ini kita masih terlalu egois dan tidak pernah peduli sekitar kita? ini saatnya bagi kita untuk semakin dapat mengamalkan cinta kasih," katanya. (*)
Pewarta: Victorianus S Pranyoto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013