Fakta masih maraknya aktivitas penebangan liar, alih fungsi lahan serta perburuan dan perdagangan ilegal, membuktikan hingga kini keberadaan dan keberlangsungan hidup harimau sumatera kian terancam

Bukittinggi,- (ANTARA) - Yayasan Jejak Harimau Sumatera menggelar peringatan Hari Harimau Sedunia sebagai momentum meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga habitat harimau sumatera yang dipusatkan di Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, Sumatera Barat.

Ketua Yayasan Jejak Harimau Sumatera, Adi Prima di Bukittinggi, Minggu, mengungkapkan peringatan Hari Harimau Sedunia (Global Tiger Day) 2023, harus dijadikan momentum refleksi tentang sejauh mana berbagai pihak sudah berhasil menjaga, melindungi, melestarikan habitat dan populasi harimau sumatera sebagai satwa pemuncak penjaga keseimbangan ekosistem.

"Fakta masih maraknya aktivitas penebangan liar, alih fungsi lahan serta perburuan dan perdagangan ilegal, membuktikan hingga kini keberadaan dan keberlangsungan hidup harimau sumatera kian terancam. Maka dari itu, butuh upaya yang lebih serius serta sinergi yang kuat antar semua unsur agar subspesies Harimau terakhir yang dimiliki Indonesia saat ini, tidak punah," katanya.

Ia mengatakan Yayasan Jejak Harimau Sumatera berkolaborasi dengan pengelolaan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) kota Bukittinggi, Sumatera Barat, menjadikan Peringatan Hari Harimau Sedunia 2023 sebagai momentum menyadarkan betapa pentingnya menjaga habitat harimau sumatera.

Baca juga: COP gelar berbagai lomba meriahkan hari harimau sedunia

"Global Tiger Day itu selalu diperingati setiap 29 Juli. Tahun ini, kami berkolaborasi dengan pengelola TMSBK Bukittinggi. Ini merupakan kegiatan pertama kami setelah pada pekan pertama bulan ini, Yayasan Jejak Harimau resmi berbadan hukum. Kami ambil peran," kata Adi Prima.

Menurutnya, konsep Global Tiger Day 2023 yang diusung bersama dengan pengelola TMSBK Bukittinggi, sangat sederhana, antaranya menyediakan bilik foto, memberikan edukasi sekaligus menyadarkan kepada seluruh pengunjung yang datang ke TMSBK.

Ia mengatakan, pemahaman umum tentang harimau sumatera, tidak hanya datang dari dari penggiat, namun juga dijelaskan oleh pengelola TMSBK Bukittinggi.

"Sembari pengunjung berfoto di bilik foto atau saat melihat langsung wujud dan perilakunya, kita juga tularkan virus positif soal konservasi satwa harimau sumatera ini. Sederhana saja, kami mencoba mengemas kegiatan ini sebaik mungkin. Yang penting pesannya sampai, jadi harimau sumatera itu berat, apalagi saat ini, dia harus menjaga kawasan hutan agar ekosistem terus seimbang di bawah ancaman," ujar Adi.

Baca juga: Yayasan: Hari Harimau Sedunia momentum kesadaran jaga habitat harimau

Sementara itu, Kepala Bidang Daya Tarik Wisata Kawasan Konservasi TMSBK, Rinaldi Irwan mengatakan jika setiap tahunnya TMSBK juga ikut serta memperingati Global Tiger Day.

"Pengunjung yang datang kami berikan informasi umum tentang harimau sumatera dengan harapan juga ikut berperan melestarikan dan melindungi habitat harimau sumatera," katanya.

Tahun ini pihaknya berkolaborasi dengan Yayasan Jejak Harimau Sumatera, antusias pengunjung sangat baik

"Selain berfoto dengan harimau dari balik kandang kaca, pengunjung juga ikut menandatangani petisi jaga dan lindungi harimau sumatera, ada juga orang asing yang ikut tanda tangan petisi tadi," sebutnya.

Global Tiger Day yang dirayakan setiap tanggal 29 Juli merupakan peringatan tahunan yang bertujuan meningkatkan kepedulian terhadap konservasi satwa harimau.

Berdasarkan catatan yang ada, harimau, hanya dapat ditemukan di 13 negara di dunia antara lain, Rusia, India, Nepal, Bhutan, Cina, Bangladesh, Vietnam, Myanmar, Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Laos. Khusus di Indonesia, dari tiga subspesies yang dimiliki sebelumnya kini hanya harimau sumatera yang tersisa.

Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya harimau sumatera merupakan satwa yang dilindungi.

Baca juga: Ruang informasi harimau sumatera didirikan COP di Rimbo Panti Pasaman

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023